PENGERTIAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
A. Pengertian
Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah melebihi 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir, perdarahan primer terjadi dalam 24 jam pertama, sedangkan perdarahan sekunder terjadi setelah itu (Mansjoer, 2002 : 313).
Hemoragi pasca partum adalah kehilangan darah melebihi dari 500 ml selama dan atau setelah kelahiran dapat terjadi dalam 24 jam pertama setelah kelahiran, atau lambat sampai 28 hari pasca partum (akhir dari puerperium) (Doenges, 2001 : 487).
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih 500 – 600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir, menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian :
a. Perdarahan post partum primer (early post partum hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
b. Perdarahan post partum sekunder (late post partum hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam biasanya antara hari ke 5 sampai 15 post partum. (Mochtar, 1998 : 298).
B. Etiologi
1. Atonia uteri, pada ataonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan post partum. Uterus yang sangat teregang (hidramnion, kehamilan ganda/kehamilan dengan janin besar) partus lama dan pemberian narkosis merupakan predisposisi untuk terjadinya atonia uteri.
2. Laserasi jam lahir, perlukaan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan perdarahan yang banyak bila tidak direparasi dengan segera.
3. Hematoma biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami laserasi atau pada daerah jahitan perineum.
4. Sisa plasenta atau selaput janin yag menghalangi kontraksi uterus, sehingga masih ada pembuluh darah yang tetap terbuka.
5. Luka bekas seksio sesarea
(Wiknjosastro, 2000 : 188 – 189)
1. Atonia Uteri
Faktor yang predisposisi terjadinya uteri adalah :
a. Umur : Umur yang terlalu muda atau tua
b. Paritas : Sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara
c. Partus lama dan partus terlantar
d. Obstetri operatif dan narkosa
e. Uterus terlalu ronggang dan besar, misalnya pada gemeli, hidramnion, atau janin besar.
f. Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri. Uterus covelar pada solusio plasenta
g. Faktor sosio ekonomi, yaitu malnutrisi
2. Sisa plasenta dan selaput ketuban
3. Jalan lahir : robekan perineum, vagina serviks, forniks, dan rahim
4. Penyakit darah
Kelianan pembekuan darah misalnya atau hipofibrinogenemia yang sering dijumpai pada :
a. Perdarahan yang banyak
b. Solusio plasenta
c. Kematian janin yang lama dalam kandungan
d. Pre-eklamsi dan eklamsi
e. Infeksi, hepatitis, dan septik syok (mochtar, 1998 : 300)
C. Diagnosis
1 Palpasi uterus bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
2 Memeriksa plasenta dan ketuban :
Apakah lengkap atau tidak
3 Lakukan eksplorasi uteri untuk mencari :
- Sisa plasenta dan ketuban
- Robekan rahim
- Plasenta suksenturiata
4 Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah.
5 Pemeriksaan laboratorium : periksa darah, Hb clot observation test (COT), dan lain-lain (Mochtar, 1998 : 301)
6 Perdarahan banyak yang terus-menerus setelah bayi lahir
7 Pada perdarahan melebihi 20% volume total, timbul gejala penurunan tekanan darah, nadi dan nafas cepat, pucat, ekstremitas dingin, sampai terjadi syok.
8 Perdarahan sebelum plasenta lahir biasanya disebabkan retensio plasenta atau laserasi jalan lahir. Bila karena relensio plasenta, perdarahan berhenti setelah plasenta lahir.
9 Pada perdarahan setelah plasenta lahir perlu dibedakan sebabnya antara atonia uteri. Bila kontraksi uterus baik, eksplorisasi untuk mengetahui adanya sisa plasenta atau trauma lahir.
10 Riwayat partus lama, partus presipitatus, pembedahan antar partum, atau etiologi lain.
(Mansjoer, 2002 : 314)
D. Penatalaksanaan
1. Pencegahan perdarahan post partum
Mencegah sekurang-kurangnya bersiap siaga pada kasus-kasus yang disangka akan terjadi perdarahan adalah penting. Tindakan pencegahan tidak saja dilakukan sewaktu bersalin, namum sudah dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan antenatal care dianjurkan untuk bersalin dirumah sakit.
Dirumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar Hb, golongan darah, dan bila mungkin tersedia donor darah.setelah ketuban pecah kepala janin kulai membuka vulva, infus dipasang dan sewaktu bayi lahir diberikan 1 ampul methergin atau kombinasi dengan 5 satuan sintosinon.
2. Pengobatan perdarahan kala uri
a. Berikan oksitosin
b. Cobalah mengeluarkan plasenta
c. Keluarkan plasenta dengan tangan
Pengeluaran plasenta dengan tangan jika (a) ada sangkaan akan terjadi perdarahan post partum; (b) ada perdarahan yang banyak; (c) terjadi retensio plasenta; (d) dilakukan tindakan obstetri dalam mukosa; atau (e) ada riwayat perdarahan post partum pada persalinan yang lalu.
3. Pengobatan perdarahan post partum pada atonia uteri
Tahap I : Perdarahan yang terjadi begitu banyak dapa diatasi dengan cara pemberian uterotonika, mengurut rahim (massage) dan memasang gurita
Tahap II : Bila perdarahan belum berhenti dan bertambah banyak selanjutnya berikan infus dan transfusi darah dan dapat dilakukan :
- Perasat (maneuver) zangemeister
- Perasat (maneuver) fritch
- Kompresi Bimanual
- Kompresi aorta
- Tamponaed utero vaginal
- Jepitan arteri uterina
Tahap III: Bila semua upaya diatas tidak menolong juga, maka usaha terakhir adalah menghilangkan sumber perdarahan, dapat ditempuh dua cara, yaitu dengan meligasi arteri hipogastrika/ histerektomi (Mochtar, 1998 : 301- 304)
Sumber : (Mansjoer, 2002 : 313).
0 Response to " PENGERTIAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN "
Post a Comment