JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

PENGERTIAN HIPERPARATIROIDISME

PENGERTIAN HIPERPARATIROIDISME 



A. PENGERTIAN
Hiperparatiroidisme terjadi akibat produksi berlebihan hormon paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium. Hiperparatiroidisme suatu kondisi pmbentukan kompensasi yang berlebihan dari PTN yang berkembang sebagai akibat bdari kondisi yang menyebabkan kadar kalsium. (Tucker, 2003: 387).
Hiperparatiroidisme akibat produksi berlebihan hormon PTN kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium. (Brunner suddart, 2001: 1319)

B. ETIOLOGI
- Kelebihan hormon PTN
Primer
Adenoma, Karsinomo
Hiperplasia, Iodopatik
Sekunder
Gagal ginjal, riketsia netropati resisten PTN,
Intoksikasi vitamin  D
Ektopik
Tumor bersekresi mirip PTN 
- Definisi hormon PTN .
Eksisi kelenjar, penyakit otonimun, idiopatik.
(Jong, 2003, 943)

C. PATOFISIOLOGI
Hiperparatiroidisme terjadi akibat meningkatnya sekresi PTN, biasanya terjadi adanya suatu edema paratiroid. Normalnya kadar kalsium yang rendah menstimulasi sekresi PTN, sedangkan kadar kalsium yang tinggi menghambat sekresi PTN. Pada hiperparatiroidisme primer, PTN tidak tertekan dengan meningkatnya  kadar kalsium, hal ini menimbulkan keadaan  hiperkalsemia. Gejala kelemahan yang ringan dan mudah mengalami kelelahan timbul. Efek hiperkalsemia yang berat (penyakit ginjal atau tulang) dapat pula menjadi bukti, vomitus dan anoreksia mengawali hipokalsemia. Akibat peningkatan kalsium pada otot menimbulkan hipotonusitas otot-otot kerangka, refleks tendon dan otot-otot gostrointestinal. Dapat pula terjadi perubahan mental yang di antaranya kebingungan sampai depresi/psikosis.
Jika kadar kalsium serum meningkat antara 16 sampai 18 mg/dl. Krisis hiperkalsemia akut terjadi, muntah-muntah dengan hebat dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
Hiperkalsemia dan produksi PTN yang berlebihan mungkin cukup untuk mmpertahankan kadar kalsium yang normal, namun dapat membahayakan integritas tulang. Berbagai macam lesi tulang dapat timbul nyeri tulang hebat dan fragilitas tulang menjadi predisposisi terjadinya trauma pada pasien. 
Hiperparatiroidisme sekunder timbul karena suatu keadaan hipokalsemiakronik seperti pada gagal ginjal. Pada beberapa pasien dngan keadaan ini kelenjar paratiroid memiliki sifat otonom dan kehilangan sifat responsivitasnya terhadap kadar kalsium serum. Hiperparatiroidisme menyebabkan hiperkalsemia dan hipofosfotemia, terdapat peningkatan ekskresi baik kalsium maupun fosfat urin dengan ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urin, poliurio peningkatan resiko terjadinya batu ginjal dengan akibat selanjutnya brupa obstruksi saluran kencing maupun infeksi.
Penyebab terserang suatu hiperparatiroidisme pada operasi kelenjar paratiroid/adanya gangguan suplai darah. Dengan berkurangnya kadar hormon terjadi peningkatan resorpsi tulang dan kadar kalsium serum menurun, karena hormon paratiroid berpengaruh dalam clereanse fosfat oleh ginjal, maka kadar fosfat serum meningkat. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan iritabilitas neuromuskuler. (Long, 1996, 94).

D. MANIFESTASI KLINIK
Tidak adanya tanda-tanda dan gejala akibat terganggunya beberapa sistem organ. Gejala apatis, keluhan mudah lelah, kelemahan otot, mual, muntah, konstipasi, hipertensi, dan aritmia jantung dapat terjadi, semua ini berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah. Peningkatan kadar kalsium akan menurunkan potensial eksitasi jaringan saraf dan otot.
Pembentukan batu pada salah satu atau kedua ginjal yang berkaitan dengan peningkatan ekskresi kalsium dan fosfot merupakan salah satu komplikasi hiperparatiroidisme yang penting dan terjadi pada 55% penderita hiperparatiroidisme primer. Kerusakan ginjal terjadi akibat presipitasi kalsium fosfat dalam pelfis dan ginjal parenkim ginjal yang mengakibatkan batu ginjal (renal calculi) obstruksi, piolenefritis serta gagal ginjal.
Gajala muskuloskeletal yang menyertai hiperparatiroidisme dapat terjadi akibat demineralisasi tulang/tumor tulang, yang muncul berupa sel-sel raksasa benigna akibat pertumbuhan osteoklast yang berlebihan.
Insidens ulkus peptikum dan pankreatitis meningkat pada hiperparatiroidisme dan dapat menyebabkan terjadinya gejala gastrointestinal.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Karena keseimbangan metabolisme kalsium dan fosfor melibatkan beberapa sistem di samping paratiroid (skeletal, gastrointestinal dan sistem urinarius) pada saat pemeriksaan dan fungsi paratiroid dilakukan, maka perlu menjalani tes diagnostik untuk sistem-sistem tersebut.
Hal ini untuk menentukan apakah masalah metabolisme kalsium dan fosfot di sebabkan karena gangguan pada metabolisme paratiroid atau keadaan penyakit lain, selain itu EKG, EEG dan kadang-kadang pemeriksaan konduksi saraf dilakukan untuk mendeteksi hipotonitas/iritabilitas neromuskuler. (Long, 1996: 95)

F. DATA PENUNJANG
- Hiperkalsemia dan hipofosfatemia
- Anoreksia
- Poliuria
- Dehidrasi
- Nyeri tulang
- Hipotonia otot
- Konstipasi

G. PENATALAKSANAAN
Hiperparatiroidisme yang berlangsung perlahan-lahan dan sifatnya yang kronis di sertai berbagai gejala yang sering tidak jelas dapat menimbulkan depresi dan frustasi.
Terapi yang di anjurkan bagi hiperparatiroidisme primer adalah tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiroid yang abnormal. Namun demikian pada sebagian pasien yang asimtomatik di sertai kenaikan kadar kalsium serum ringan dan fungsi ginjal yang normal, pembedahan dapat di tunda dan keadaan pasien di pantau dengan cermat akan adanya kemungkinan bertamba parahnya hiperkalsemia, kemunduran kondisi tulang, gangguan ginjal atau pembentukan batu ginjal.
Hidrasi, karena gangguan pada ginjal mungkin terjadi, maka penderita hiperparatiroidisme primer dapat menderita penyakit batu ginjal, karena itu di anjurkan minum 2000ml cairan/lebih untuk mencegah terbentuknya batu ginjal. Misalnya seperti jus buah yang asam dapat dianjurkan karena terdapat bukti bahwa minuman ini dapat menurunkan PH urin. Pemberian preporat diuretik thiazida harus di hindari oleh pasien hiperparatiroidisme primer karena obat ini akan menurunkan ekskresi kalsium lewat ginjal dan menyebabkan kenaikan kadar kalsium serum.
Mobilitas pasien dengan banyak berjalan/penggunaan kursi goyang harus di upayakan sebanyak mungkin karena tulang yang mengalami stres normal akan melepaskan kalsium dalam jumlah sedikit - tirah baring 4 peningkatan ekskresi kalsium merupakan predisposisi terbentuknya batu ginjal. (Price, 1996, 1320)

Sumber : (Tucker, 2003: 387).

0 Response to " PENGERTIAN HIPERPARATIROIDISME "

Post a Comment