PENGERTIAN HEMATOMESIS MELENA
A. PENGERTIAN
Hematomesis Melena merupakan perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SBCA) dapat terjadi antara lain karena pecahnya varies esofagus gastritis erosif atau ulkus peptikum.
(Mansjoer, 2001 : 634)
Hematomesis Melena adalah tinja hitam atau muntah hitam karena darah dalam saluran cerna yang menjadi hitam di bawah pengaruh asam klorida lambung, lalu di keluarkan pada hajat besar atau di muntahkan.
(Ramali, 2003 : 212)
B. ETIOLOGI
Hematemesis Melena adalah disebabkan oleh perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) yang dapat terjadi karena pecahnya varises esofagus gastritis erosif atau ulkus peptikum.
(Mansjoer, 2001 : 634)
C. MANIFESTASI KLINIS
- Tinja hitam atau muntah hitam (Ramali, 2003 : 212)
- Nyeri tekan abdomen
- Kelemahan
- Anoreksia, mual, muntah (Kariasa, 2003 : 455-456)
D. PATOLOGI
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) dapat terjadi karena pecahnya varises esofagus, gastritis akut atau ulkus peptikum, perdarahan SCBA dapat bermanifestasi sebagai hematemesis, melena atau keduanya sebagian besar (70 – 85%) hematemesis disebabkan oleh pecahnya varises sirosis hati sehingga prognosisnya tergantung dari penyakit yang mendasarinya, walaupun sebagian besar perdarahan akan berhenti sendiri tetapi sebaliknya setiap perdaharan saluran cerna dianggap sebagai suatu keadaan serius yang setiap saat dapat membahayakan pasien, setiap pasien dengan perdarahan harus di rawat di Rumah Sakit tanpa kecuali, walaupun perdarahan dapat berhenti secara spontan. Hal ini harus di tanggulangi dengan seksama dan secara optimal untuk mencegah perdarahan lebih banyak. Syok hemarogik dan akibat lain yang berhubungan dengan perdarahan tersebut termasuk kematian pasien
(Mansjoer, 2001 : 634-635)
E. DIAGNOSIS
Langkah yang dapat dijalankan adalah anamnesis yang ukuran tentang perdarahan seluruh cerna bagian atas dan perkiraan volume yang hilang. Adanya pemakaian obat anti inflamasi penyakit hati, dll.
Pemeriksaan fisik dapat memperlihatkan stigmata penyebab perdarahan seperti stigmata sirosis, anemia, akral dingin, dsb. Status hemadinamik saat masuk di tentukan dan di pantau karena hal ini mempengaruhi progesis.
Pemeriksaan laboratorium berupa kadar Hb, HT, trombosit, atau gangguan koagulasi
(Mansjoer, 2001 : 635)
F. PENATALAKSANAAN
Langkah resustasi berupa pemasangan jalur intra vena dengan cairan fisiologis. Bila perlu transfusi PRC, darah lengkap (Whote Blood) pocket cell dan FFP.
Tindakan untuk menghentikan perdarahan saluran cerna bagian atas adalah bilas lambung dengan air es melalui pipa nasogastrik (nasogastrik, tube, UGI) pemasangan pipa nasogastrik di kerjakan melalui lubang hidung pasien. Kemudian dilakukan aspirasi isi lambung. Bila aspirasi terdapat darah. Selanjutnya dilakukan bilas lambung dengan air es sampai isi lambung tampak bersih dari darah atau tampak lebih jernih warnanya, tindakan tersebut di sebut gastrik spoling, ada 5 manfaat dari tindakan tersebut yaitu :
1. Tindakan diagnostik dan pemantulan apakah perdarahan masih berlangsung terus / tidak.
2. Menghentikan perdarahan (efek vasokonstriksi dari es)
3. Memudahkan pemberian obat-obat oral kedalam lambung
4. Membersihkan darah dari lambung untuk mencegah komahepatik
5. Persiapan endoskopi
(Mansjoer, 2001 : 635)
G. FOKUS INTERVENSI
1. Kekurangan volume cairan b.d perdarahan
Kriteria hasil : perbaikan keseimbangan cairan
Intervensi :
a. Catat karakteristik muntah dan atau drainase
b. Awasi tanda vital
c. Awasi masukan dan haluaran dan hubungkan dengan perubahan berat badan
d. Pertahankan tirah baring
e. Kolaborasi pemberian cairan/darah sesuai indikasi
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d luka bakar kimia pada mukosa lambung
Kriteria hasil : menyatakan nyeri hilang menunjukkan postur tubuh rilexs.
Intervensi :
a. Kaji skala nyeri
b. Ajarkan tehnik relaksasi
c. Berikan makan sedikit tapi sering
d. Indentifikasi atau batasi makanan yang menimbulkan ketidak nyamanan.
e. Kolaborasi analgesik.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah
Kriteria hasil : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi :
a. Pertahankan potensi selang UGT
b. Catat karakteristik dan jumlah drainase
c. Peringatkan pasien untuk membatasi makan batu es
d. Awasi toleransi terhadap masukan cairan dan makanan
e. Kolaborasi berikan cairan IV
(Kariasa, 2000 : 458-468)
Sumber : (Mansjoer, 2001 : 634)
0 Response to " PENGERTIAN HEMATOMESIS MELENA "
Post a Comment