JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

MANFAAT IMUNISASI

Manfaat  Imunisasi 



1. Pengertian
Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibody secara pasif. (IDAI, 2005 : 7)
Vaksin adalah suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan. (A.H. Markum, 1997 : 9)
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi/anak yang disebut antigen. (Departemen Kesehatan RI, 1992 : 48)

2. Jenis Imunisasi
a. Imunisasi Aktif
Kekebalan aktif adalah perlindungan yang dihasilkan oleh system kekebalan seseorang itu sendiri. Jenis kekebalan ini biasanya menetap selama hidup. (Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di Indonesia, Depkes : 7)
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama. (Depkes RI, 1993 : 47)
Imunisasi aktif adalah tubuh anak sendsiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun. (A. H. Markum, 1997 : 10)
Vaksinasi bergantung pada respon imun spesifik. Untuk beberapa penyakit, ada vaksin yang sedikit banyak memenuhi kriteria-kriteria tersebut, tetapi untuk banyak penyakit yang belum ada vaksin yang dapat digunakan. (Wahab, 2002 : 49)
Kekebalan aktif dapat dibedakan menjadi 2 :
1) Kekebalan Aktif Alamiah, dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami/sembuh dari suatu penyakit. 
2) Kekebalan aktif buatan, yaitu kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi). 
b. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah tubuh anak tidak membuat zat antibody sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolak, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. (Depkes RI, 1993 : 48)
Kekebalan pasif ialah bila tubuh anak tidak bekerja membentuk kekebalan, tetapi hanya menerimanya saja. (Hasan, 1985 : 2 )
Imunitas secara pasif dapat diperoleh dari pemberian dua macam bentuk, yaitu imunoglobulin yang non spesifik atau disebut juga gamglobulin dan imunoglobulin yang spesifik yang berasal dari plasma donor yang sudah sembuh atau baru saja mendapatkan vaksinasi penyakit tertentu. (IDAI, 2005 : 5)
Kekebalan pasif ini dapat terjadi dengan dua cara :
1) Kekebalan pasif alamiah atau kekebalan pasif bawaan, yaitu kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. 
2) Kekebalan pasif buatan, dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak. (Depkes RI, 1993 : 48)

3. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi diantaranya :
1. Dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.
2. Dapat mencegah kacacatan.
3. Dapat mencegah suatu penyakit menjadi semakin parah.
4. Dapat mencegah kematian. (Depkes RI, 1993 : 48)

4. Hal-hal yang harus Diperhatikan dalam Menggunakan Vaksin
Untuk mempergunakan vaksin, beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :
a. Persyaratan Pemberian Vaksin
1) Pada bayi dan anak yang sehat
2) Pada bayi yang sedang sakit, misalnya : sakit keras, dalam masa tunas suatu penyakit, defisiensi imunologi.
3) Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlakunya.
4) Pemberian imunisasi dengan tekhnik yang tepat.
5) Mengetahui jadwal vaksinasi.
6) Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan.
7) Memperhatikan dosis yang akan diberikan.
b. Cara Pengambilan Vaksin dan Penyuntikannya
Pengambilan vaksin harus hati-hati dengan cara sebagai berikut :
4) Bagian tengah tutup botol metal dibuka sehingga kelihatan karet.
5) Tutup karet didesinfeksi dengan desinfektan.
6) Ambil jarum yang steril dengan spuitnya untuk menghisap vaksin kedalam spuit.
7) Kulit yang akan disuntik didesinfektan, kemudian dibersihkan dengan kapas air hangat baru dilakukan penyuntikan.
c. Proses terjadinya reaksi pada tubuh bayi dan anak setelah imunisasi
Reaksi yang kemungkinan terjadi sesudah imunisasi adalah :
1) Reaksi Lokal
Biasanya terlihat pada tempat penyuntikan misalnya terjadinya pembengkakan yang kadang-kadang disertai demam, agak sakit.
2) Reaksi Umum
Dapat terjadi kejang-kejang, shock dan lain-lain.
5. Macam-macam Vaksin
a. Vaksin BCG
Tujuan dari pemberian vaksin BCG adalah untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis/TBC. 
Jadwal pemberian vaksin BCG adalah sebagai berikut :
1) Bayi umur 0 – 11 bulan, tetapi sebaiknya diberikan pada umur 0 – 21 bulan dengan dosis 0,05 cc
2) Vaksinasi ulang pada umur anak 5 tahun.
Cara Penyuntikan BCG
a) Bersihkan lengan dengan kapas yang dibasahi air matang
b) Peganglah lengan kanan anak dengan tangan kiri sehingga tangan kita berada di bawah lengan anak. Lingkarkan jari-jari anda dan kulit lengan atas anak meregang.
c) Pegang semprit dengan tangan kanan dengan lobang jarum menghadap ke atas.
d) Letakkan jarum dan semprit hampir sejajar dengan lengan anak
e) Masukkan ujung jarum ke dalam kulit, usahakan sedikit mungkin melukai kulit.
f) Letakkan ibu jari tangan kiri anda diatas ujung barel
g) Pegang pangkal barel antara jari telunjuk dan jari tengah dan doronglah pinston dengan ibu jari tangan kanan anda
h) Setelah vaksin habis jarumnya dicabut
i) Bila vaksinasi BCG tepat maka akan timbul benjolan dikulit yang mendasar dengan kulit kelihatan pucat dan pori-pori jelas.
b. Vaksin DPT (Difteri,Pertusis, Tetanus)
Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk memberi kekebalan aktif bersamaan terhadap penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus.
Jadwal pemberiannya sebagai berikut :
2) Pada bayi umur antara 2 – 11 bulan sebanyak 3 kali suntikan dengan selang 4 minggu secara IM (Intra Muskuler) atau Sub Cutan.
3) Imunisasi ulang lainya diberikan setelah umurnya 1 ½ -2 tahun.
Reaksi yang mungkin terjadi setelah pemberian imunisasi adalah demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1 – 2 hari, kadang-kadang reaksi yang lebih berat seperti demam tinggi dan kejang. Hal ini biasanya disebabkan oleh unsur pertusisnya.
Kontra indikasi pada pemberian DPT ini adalah bila anak sedang sakit parah riwayat kejang bila demam, panas tinggi yang lebih dari 38 oC, penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunologik).
1) Cara Penyuntikan
a) Tempat yang paling baik untuk suntikan adalah dibagian paha sebelah luar.
b) Letakkan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang akan disuntik
c) Peganglah otot paha diantara jari-jari telujuk dan ibu jari
d) Bersihkan lokasi suntikan dengan kapas basah
e) Tusukkan jarum tegak lurus ke bawah melalui kulit antara jari anda sampai ke dalam otot
f) Tarik pinston sedikit untuk meyakinkan bahwa jarum tidak mengenal pembuluh darah
g) Dorong pangkal pinston dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin 
h) Cabut jarumnya. 
c. Vaksin Polio
Tujuan pemberian vaksin polio adalah untuk mendaptkan kekebalan terhadap penyakit poliomeilitis.
Vaksin polio terdapat 2 kemasan :
1) Vaksin yang mengandung virus polio yang sudah dimatikan (vaksin Salk) yang cara pemberiannya dengan suntikan
2) Vaksin yang mengandung virus polio yang masih hidup yang telah dilemahkan (virus Sabin) cara pemberiannya melalui oral/mulut dalam bentuk cairan dan pil
Jadwal pemberian  vaksinasi polio :
Pada bayi umur 2 – 11 bulan diberi sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu
Cara pemberian vaksin
a) Ibu disuruh menelentangkan bayinya diatas pangkuannya dan memegangnya erat-erat
b) Mulut anak dibuka dengan menggunakan 2 jari sambil menekan kedua pipi anak sehingga mulut terbuka
c) Teteskan vaksin polio langsung dari pipet ke dalam mulut anak sebanyak 2 tetes.
d. Vaksin Campak
Tujuan peberian vaksin campak adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak. Jadwal pemberian vaksin campak adalah pada umur 9 – 11 bulan dengan satu kali pemberian dengan dosis 0,5 cc dengan suntikan subcutan. 
Kontra indikasi pada pemberian vaksinasi campak adalah anak yang sakit parah, menderita TBC tanpa pengobatan, defisiensi gizi dalam derajat berat, defisiensi kekebalan, demam yang lebih 38 oC. Anak yang mepunyai riwayat kejang diberikan dengan pengawasan dokter.
Cara penyuntikan vaksin campak :
a) Tempat yang akan disuntikan adalah 1/3 bagian lengan atas.
b) Ambil sedikit kapas yang telah dibasahi dengan air bersih dan bersihkan tempat penyuntikan
a) Jepitlah lengan yang akan disuntik dengan jari-jari tangan kiri
b) Masukkan jarum ke dalam kulit yang dijepit dengan sudut kira-kira 30 derajat terhadap lengan, jangan menusukkan jarum terlalu dalam dan kontrol jarumnya dengan cara menarik pinstonnya untuk meyakinkan jarum tidak mengenai pembuluh darah. Bila ada darah maka jarumnya dicabut dan dipindahkan ke tempat lain.
c) Tekan pinstonnya perlahan-lahan sebanyak 0,5 cc
d) Cabut jarum dan usaplah bekas suntikan dengan kapas bersih untuk membersihkan kulit. (Depkes Ri, 1993 : 50 – 57)
e. Vaksin Hepatitis B
Ada dua tipe vaksin hepatitis B yang mengandungHbsAg, yaitu :
1) Vaksin yang berasal dari plasma
2) Vaksin rekombinan
Imunisasi hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir, mengingat sekitar 33% ibu melahirkan di negara berkembang adalah pengidap HbsAG positif dengan perkiraan transmisi maternal 40% (IDAI, 1999).
C. Peran, Fungsi dan Kompetensi
1. Peran dan fungsi Bidan
Adapun peran bidan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai pelaksana dan peneliti.
a. Peran Pelaksana
Sebagai pelaksana bidan
1) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga
2) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
b. Peran peneliti 
Sebagai peneliti bidan, melakukan investigasi dan penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri atau kelompok
2. Kompetensi Bidan
Kompetensi bidan yang ketujuh berisi bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat (1bulan – 5 tahun). (50 tahun IBI, 2001 : 114)

Sumber : Depkes RI, 1993 : 48

0 Response to " MANFAAT IMUNISASI "

Post a Comment