JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

DEFINISI DISENTRI BASILER

Definisi Disentri Basiler



A. DEFINISI
Disentri Basiler adalah infeksi usus besar oleh bakteri patogen genus shigella. Infeksi hanya menimbulkan kelainan setempat yaitu didalam usus dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Penyakit ditandai dengan colitis dengan dengan dan diare berdarah yang. Penyakit yang berjalan akut ini, bila diikuti dengan terserapnya toxin akan menimbulkan berbagai komplikasi yang dapat meningkatkan angka kematian. (Junadi, Gunawan, dkk, 1982)
Disentri basiler adalah penyakit usus terutama usus besar dengan adanya peradangan yang mengandung nanah.

B. ETIOLOGI
Genus shigella terdiri dari berbagai macam spesies dan uraian yang berbeda sifat 2 antigen maupun keganasannya, yaitu :
1. Shigella shigae.
2. Shigella fleneri.
3. Shigella boyaii
4. Shigella schmitzii
5. Shigella sonnei
Shigella shigae disebut juga shigella dysentriae / bacillus shiga, merupakan penyebab penyakit yang paling ganas dan menimbulkan epidemi hebat di daerah tropis, subtropis, disebabkan oleh kemampuan endotoxil.
Shigella sonnei adalah spesies yang menyebabkan gejala paling ringan sedangkan spesies-spesies lainnya terletak diantara spesies shigella shigae.

C. GAMBARAN KLINIK
Setelah masa inkubasi 2-7 hari, timbul gejala-gejala yang mulainya secara perlahan-lahan (insidious) atau tiba-tiba. Terjadinya sindroma disertai yaitu mules, tenesmus, diare dengan tinja yang mengandung darah dan lendir. Diare ini sering tetapi jumlah tinja yang keluar sedikit. Mungkin disertai muntah, demam dan apatis (tanda toksik). Penderita akhirnya kehabisan tenaga dan harus berbaring, sehingga disebut “lying down dysentri”. Terutama mengenai rectum dan sigmoid, sehingga terdapat nyeri spontan dan nyeri di perut kiri bawah.

D. CARA INFEKSI
Disentri basiler ditularkan secara oral melalui air, makanan, kilat yang tercemar oleh ekskreta pasien. Secara endemik pada daerah tropis penyebarannya melalui air yang tercemar oleh kotoran pasien. Makanan yang tercemar oleh lalat dan pembawa hama (carrier). Untuk menentukan carrier diperlakukan pemeriksaan biakan tinja yang seksama dan diteliti karena basil shigella mudah mati. Untuk itu diperlukan tinja yang baru.

E. PATOLOGI
Sesudah masuk melalui mulut dan mencapai usus. Didalam usus besar mereka memperbanyak diri dengan cepat. Toksin yang dikeluarkannya akan menimbulkan peradangan mukosa usus dan pada spesies yang ganas bahkan menimbulkan nekrosis dan ulserasi, jarang terjadi perforasi usus.
Penyerapan toksin dari usus akan menimbulkan berbagai peradangan  di tempat-tempat lainnya, misalnya : di mata, sendi-sendi dan saraf perifer. Konjungtivitis, iridosiklitis, poliartritis dan neuritis perifer yang terjadi secara bakteriologik dalam steril tidak pernah membentuk nanah.

F. DIAGNOSIS
1. Memperhatikan gejala 2 klinik.
2. Pemeriksaan mikroskopi atas tinja untuk membedakannya dari amebiasis.
3. Biakan tinja sebaiknya berasal dari hapusan rectum, akan dapat menentukan dengan pasti kuman penyebab penyakit.
4. Pada infeksi akut, pemeriksaan proctoscopy menunjukkan radang mukosa usus yang difus, membengkak dan sebagian besar tertutup eksudat. Ulkus-ulkus dapat pula dijumpai, dangkal, bentuk dan ukurannya tidak     teratur dan tertutup oleh eksudat yang purulen.
5. Pada infeksi kronis, terlihat parut pada kolon. Proses ulserasi tidak aktif, sedangkan gejala-gejala klinis berganti-ganti antara stadium remisi dan eksaserbasi. Pada waktu kambuh, penderita mengalami demam, diare dengan darah dan lendir serta eksudat seluler dalam tinja.
6. Penderita dengan infeksi kronis, seringkali mengalami kepekaan yang berlebihan terhadap beberapa macam makanan, misalnya : susu sehingga menimbulkan desifisiensi nutrisi.

G. PENGOBATAN
Pada disentri basiler yang akut pengobatan dapat dilaksanakan dengan menggunakan antibiotik dan sulfonamida dengan cepat pada awal infeksi, memperbaiki dan mencegah dehidrasi dan mengendalikan toksemia.
1.Antibiotik
Kloramfenikol dan tetrasiklin :
Pilihan paling efektif untuk berbagai species shigella.
2.Sulfonamida
Diberikan 8 gm sehari dalam 6x pemberian : dapat menimbulkan obstruksi ginjal, maka diberikan dengan sejumlah besar air. Bila terjadi oliguria / aluria 
pemberian sulfadiazin segera diberikan.
3. Memperbaiki Dehidrasi
Dada anak-anak yang menderita shigella akut, dehidrasi gangguan keseimbangan  elektrolit  terjadi  dengan  cepat.  Di  daerah tropis yang panas 
sejumlah besar air harus diberikan untuk menjaga agar produksi urin tidak kurang dari 1500 ml. Pada kasus yang berat         pengobatan dengan elektrolit pengganti.
4. Mengendalikan toksemia
Dengan pemberian cairan yang cukup memadai, maka pada umumnya toksemia sudah dapat dikendalikan.
5. Pengobatan Umum 
Penderita shigellosis harus mendapat :
• Istirahat penuh di tempat tidur.
• Makanan yang kaya protein dan vitamin serta mudah dicerna.
•  Obat penenang jika diperlukan.

H. EPIDEMIOLOGI
Disentri basiler didapatkan di daerah di mana keadaan kesehatan lingkungan adalah buruk, sehingga terjadi pencemaran makanan dan air minum dengan tinja penderita.
Organisme penyebab disentri ini mudah terbutuk oleh bahan kimia dan sinar matahari langsung tapi ia dapat tetap bersamaan hidup untuk  beberapa waktu lamanya bila berada di dalam air, es dan cairan lendir tinja penderita.

I.  PENCEGAHAN
1. Kolasi penting dalam usaha mencegah penyakit.
2. terilisasi alat tidur, pakaian dan benda-benda lain yang telah dipergunakan untuk penderita.
3. Desinfektan tinja penderita.
4. Suplai air yang tidak terkontaminasi.
5. Mencuci tangan dengan sabun.
6. Lingkungan dan air yang bersih.

J. KOMPLIKASI 
1. Atrisi non supuratif pada sendi yang menyangga berat.
2. Perforasi kolon (lubang pada kolon).
3. Pada mata dapat terjadi konjungtivitis, iridoksiklitis (radang selaput pelangi dan badan siliar (cyclitis).
4. Neuropati perifer.
(Penyakit saraf pusat, khususnya ditandai dengan degenerasi syaraf / system saraf).

Sumber : Junadi, Gunawan, dkk, 1982

0 Response to " DEFINISI DISENTRI BASILER "

Post a Comment