JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

PENGERTIAN TUBERCULOSIS PARU

Pengertian Tuberculosis Paru 



A. Pengertian
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycrobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi.
(Mansjoer Arief, 1999 : 472)
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi kronik akut atau sub akut disebabkan oleh basilus tuberculosis, mycrobacterium tuberculosis, kebayakan mengenai struktur ovelor paru presentasi kronisnya bervariasi, berkisar asuntomatis dengan hanya menunjukkan ter kulit positif sampai meliputi pulmoner luas dan sistematik.
(Susan Martin Tucker, 1998)

B. Etiologi
Penyebab dari TB adalah mycrobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 mm dan tebal 0,3 – 0,6 mm. Kuman ini bersifat aerob terhadap asam karena sebagian besar tubuh kuman terdiri dari asam lemak (lipid). Kuman dapat hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin.
(Soeparman, 1998 : 715)
Kuman penyebab tuberculosis adalah mycrobacterium tuberculosis. Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari dan sinar ultraviolet. Basil ini sukar diwarnai, tetapi berbeda dengan basil lain. Setelah diwarnai tidak dapat dibersihkan lagi fuehein atau metilleenblauw oleh cairan asam sehingga biasanya disebut Basil Tahan Asam (BTA) pewarna Zeilil Neelsen biasanya dipergunakan untuk menembahkan basil ini.
Ada 2 macam mikobakteria yang menyebabkan penyakit tuberculosis yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberkulosa dan bila di minum dapat  menyebabkan tuberculosis usus. Basil tipe tipe human biasa berada di bercak ludah (dropet) diudara yang berasal dari penderita TBC terbuka. Orang retan dapat terinfeksi TBC bila menghirup bercak ini. Ini merupakan cara penularan terbanyak.
(Samsul Hidayat, 1997 : 20)

C. Manifestasi Klinis
Gejala utam TB paru adalah bentuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam rendah, nyeri dada, dan batuk darah.
Pasien TB Paru menunjukkan gejala klinis, yaitu :
1. Tahap asimtomatis
2. Gejala TB paru yang khas, kemudian stagnasi dan regesi
3. Eksaserbasi yang memburuk
4. Gejala berulang dan menjadi kronik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda :
1. Tanda-tanda inflatrat (redup, bronkial, ronki basah dan lain-lain)
2. Tanda-tanda penerikan paru, diafragma, dam mediastinum
3. Sekret disaluran nafas dan ronki
4. Suara nafas amforik karena adanya kavitas yang berhubungan lasung dengan bronkus
(Mansjoer Arief, 1999 : 472)

D. Klasifikasi Diagnostik TB adalah 
1. TB Paru
a. BTA mikrostopis langsung (+) atau biakan (+), kelainan foto toraks meyokong, TB dan gejala klinis sesuai TB.
b. BTA mikroskopis langsung atau biarkan (-) tetapi kelainan rontgen dan klinis sesuai TB dan memberikan perbaikan pada pengobatan awal anti TB (Initial Therapy). Pasien golongan ini memerlukan pengobatan yang edukat.
2. TB Paru tersangka
Diagnosa pada tahap ini bersifat sementara sampai hasil pemeriksaan BTA didapat (paling lambat 3 bulan). Pasien dengan BTA mikroskopis langsung (-) atau belum ada hasil pemeriksaan atau pemeriksaan belum lengkap, tetapi kelainan rontgen dan klinis sesuai TB paru. Pengobatan dengan anti TB sudah dapat dimulai.
3. Bekas TB (tidak sakit)
Ada riwayat TB pada pasien dimasa lalu dengan atau tanpa pengobatan atau gambaran rontgen normal atau abnormal tetapi stabil pada foto serial dan sputum BTA (-). Kelompok ini tidak perlu diobati.
(Mansjoer Arief, 1999 : 472)

E. Patofisiologi
Penularan tuberculosis paru menjadi karena di batukkan atau di bersinkan keluar menjadi dropet nuclei dalam udara. Pertikel infeksi ini dapat menetapkan dalam udara bebas selama 1 – 2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembapan. Dalam susana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila pertikel dapat masuk ke olveolar bila ukuran partikel < 5 mikrometer. Kebanyakan pertikel ini akan mati atau dibersihkan oleh macro fark keluar dari cabang tracea-bronceal bersama gerakan silia dengan sekretnya. Bila kuman menetap dijaring paru, ia tumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma macrofag disini terbawa masuk ke organ tubuh lainnya, kuman yang bersarang dijaringan paru-paru akan berbentuk sarang tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer atau sarang (fokus) Ghon.
(Waspadji, 2001 : 821)
Kuman (Mycobacterium) masuk saluran pencernaan. Penularan lewat droplet (percikan) yang dikeluarkan oleh penderita TB paru. Partikel infeksi cepat menetap dalam udara bebas 1 – 2 jam tergantung ada tidaknya sinar ultraviolet. Ventalasi yang buruk dan kelembapan. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Baksil tuberculosis yang mencapai permukaan alveolus dinhatasi senagai suatu unit yang terdiri 1 –3 basil. Pertikel dapatmasuk alveolus bila ukuran partikel < 5 micrometer. Basil yang besar akan bertahan disaluran hidung dan cabang besar broncus dan tidak menyebabkan penyakit.
Setelah diruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atau paru atau sebaliknya basil membangkitkan reaksi peradangan leukosit pollimorfas nuklear yang ada ditempat tesebut hanya memfagosit tetapi tidak membunuh organisme. Sehngga leukosit diganti macrofag. Adanya reaksi peradangan alveoli akan timbul gejala pneumonia akut dan pneumonia ini akan sembuh dengan sendirinya,selain itu nekrosis bagian sentral, lesi memberi gambaran relative padat seperti (nekrosis kaseosa). Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang akhirnya membentuk kapsul, lesi primer baru di namakan fokusghon. Gabungan terserangnya getah bening regional dan lesi primer dinamakan komplek ghon.
(Sylvia A. Price, 1995 : 733) 

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Laboratorium darah rutin (LED normal atau meningkat, limfositosis)
3. Foto toraks PA dan lateral. Gambaran foto toraks yang menunjang diagnosis TB, yaitu : 
- Bayangan lesi terletak di lapangan atas  paru atau segmen apikal lobus bawah
- Adanya kavitas, tunggal atau ganda
- Kelainan bilateral, terutama dilapangan atas paru
- Adanya kalsifikasi
- Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian
- Bayangan militer
4. Pemeriksaan sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA menastikan diagnostik TB paru, namun pemeriksaan ini tidak sensitif karena hanya 30 – 70% pasien TB yang dapat di diagnosa berdasarkan pemeriksaan ini.
5. Tes PAP (Peroksidase Anti Peroksidase)
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat hidrogen imunoperoksidase. Staning untuk menentukan adanya IgG spesifik terhadap basil TB.
6. Tes Mantoux/Tuberkulin
7. Teknik Polymerase Chain Reaction
Deteksi DNA kuman secara spesifik melalui amplifikasi dalam berbagai tahap sehingga dapat mendeteksi meskipun hanya ada 1 mikroorganisme dalam spesimen juga dapat mendeteksi adanya resistensi.
8. Becton Dickinson Diagnostic unstrumen System (BACTEC)
Deteksi growth index berdasarkan CO2 yang di hasilkan dari metabolisme asam lemak oleh M. Tuberculosis
9. Enzyme Linked Immunosorbent Assay
Deteksi respon humoral, berupa proses antigen antibodi yang terjadi. Pelaksanaannya rumit dan antibodi dapat menetap dalam waktu lama sehingga menimbulkan masalah.
10. Mycodot
Deteksi antibodi memakai antigen limporabinomannan yang direkatkan pada suatu alat berbentuk seperti sisir plastik, kemudian dicelupkan dalam serum pasien. Bila terdapat antibodi spesifik dalam jumlah memadai maka warna sisir akan berubah.
(Mansjoer Arief, 1999 : 472)


Sumber : (Mansjoer Arief, 1999 : 472)

0 Response to " PENGERTIAN TUBERCULOSIS PARU "

Post a Comment