JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

PENGERTIAN SINUSITIS

PENGERTIAN SINUSITIS



A. Pengertian
Sinusitis adalah peradangan pada membran mukosa sinus. (C. Long, 1996 : 293).
Sinusitis adalah radang sinus paranasal. (Mansjoer, 1999 : 102).
Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung, dapat berupa sinusitis maksilaris atau sinusitis frontalis, dapat berlangsung akut maupun kronik. (Ngastiyah, 1997 : 14).

B. Klasifikasi
1. Sinusitis akut Infeksi berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
2. Sinusitis kronis Infeksi beralangsung beberapa bulan sampai beberapa tahun.

C. Etiologi
1. Sinusitas akut 
- Virus 
- Bakteri 
- Jamur
Faktor predisposisi
- Obstruksi mekanik
- Benda asing
- Polusi lingkungan
- Udara dingin dan kering. (Mansjoer, 1999 : 102)
2. Sinusitis kronis
- Polusi bahan kimia
- Alergi 
- Defisiensi imunologi
- Mengikuti sinusitis (mansjoer, 1999 : 105) 

D.  Tanda dan Gejala
1. Sinusitis akut 
- Demam (390)
- Rasa lesu
- Hidung tersumbat (adanya sekret)
- Nyeri pada sinus
- Nyeri kepala terutama pagi hari 
- Pembengkakan daerah muka. (Mansjoer, 1999 : 102).
2. Sinusitas kronik
- Rasa tidak nyaman di tenggorokan
- Infeksi pada mata
- Gangguan saluran pernafasan
- Gangguan saluran cerna
- Sekret purulent. (Mansjoer, 1999 : 105).
1) Sinusitis akut 
- Nyeri kepala hebat
- Abses gigi
- Nausea
- Sekret hidung
- Demam, kelemahan umum. (C. Long, 1999 : 394)
2) Sinusitis kronik
- Sekret purulent
- Batuk kronis
- Anasmia (hilangnya penciuman)
- Parasmia (gangguan penciuman). (C. Long, 1999 : 395)

E. Patofisiologi
Sinusitis dapat terjadi karena virus dan bakteri, kuman penyebab sinusitis tersering adalah streptococcus pneumioniac dan haemophilus influenze. Kuman ini dapat mengikuti beberapa penyakit pernafasan seperti influenza, rinitis, pneumonia. Pasien sinusitis akut biasanya mengeluh adanya nyeri kepala terutama pada pagi hari atau nyeri menetap pada sinus yang sakit. Kadang terikat pembengkakan pada sinus atau oedema orbital terjadi demam dan kelemahan umum. Pada tahap kronis akan terjadi nausea. Sekret hidung purulent, tenggorokan terasa nyeri dan batuk karena drainase post natal. Pasien akan mengalami nyeri kepala yang lebih, karena sumbatan nasal pasien dapat mengalami anasmia atau porosmia. (Mansjoer, 1999 : 102).
Gigi yang mengalami abses atau ekskresi gigi dapat menyebabkan sinusitismaksilaris akut karena apeks akar beberapa gigi atau berhubungan erat dengan mukosa yang melapisi sinus. Lapisan mukosa sinus menebal karena proses iritasi dan infeksi yang lama atau berulang sehingga menyebabkan sinusitis kronis. (C. Long, 1996 : 394).
  
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Rontgen 
2. Rinoskopi ( Mansjoer, 1999 : 103) 

G. Penatalaksanaan
1. Sinusitis Akut 
- Antibiotik 
- Dekongestan
- Mukolitik
- Anti piretik
- Analgesik 
2. Sinusitis Kronik
- Antibiotik
- Anti inflamasi
- Anti alergi
- Irigasi pencucian proetz/drainase
- Operasi radikal. (Mansjoer, 1999 : 104 – 105)

H. Komplikasi 
Komplikasi dapat terjadi karena penyebaran infeksi pada sistem organ yang lain, seperti : Meningitis, Bronkitis, Osteomylietis dan lain-lain. (Mansjoer, 1999 : 106).

I. Fokus Pengkajian
Data subjektif
a. Obstruksi nafas
- Riwayat bernafas melalui mulut pada siang/malam hari, kenapa terjadi, lamanya dan frekwensi.
- Riwayat pembedahan hidung atau trauma pada hidung
- Penggunaan obat tetes atau semprot hidung. Jenis jumlah, frekuensi dan lamanya penggunaan. 
b. Sekret hidung
- Warna, jumlah dan konsistensi sekret
- Perdarahan hidung atau epitaksis
- Adanya kusta atau nyeri pada hidung 
c. Riwayat sinusitis
- Nyeri kepala, lokasi, beratnya nyeri
- Hubungan sinusitis dengan musim tertentu atau cuaca tertentu.
d. Gejala-gejala umum lainnya seperti kelelahan
Data obyektif
a. Demam dan drainase (Serous, Mukopurulent, Purulent).
b. Polip (pucat, luna, edematous keluar dari nasal atau mukosa sinus) mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral pada hidung dan sinus yang mengalami peradangan.
c. Kemerahan dan edema pada mukosa membran. (C. Long, 1996 : 395).

J. Fokus Intervensi
1. Nyeri b.d akumulasi cairan atau sekret
Tujuan : Nyeri berkurang sampai degnan hilang
Intervensi :
  • Ajarkan teknik penanggulangan stress dan relaksasi
  • Hindarkan penekanan pada daerah nyeri
  • Beri waktu pada pasien untuk beristirahat
  • Kolaborasi pemberian analgesik
  • Berikan lingkungan yang nyaman.

2. Gangguan pola pernafasan b.d penumpukan sekret 
Tujuan : Saluran pernafasan lancar
Intervensi :
  • Kaji frekwensi pernafasan
  • Berikan latihan pernafasan
  • Kaji pasien untuk posisi yang nyaman/kepala lebih tinggi
  • Kolaborasi pemberian mukolitik
  • Pertimbangkan untuk pemberian drainase/irigasi

3. Resti gangguan persepsi sensari b.d sumbatan nasal
Tujuan : Saluran pernafasan lancar
Intervensi :
  • Kaji adanya gangguan sensori 
  • Bantu mengekspresikan gangguan sensori
  • Berikan inhaler atau bau yang merangsang
  • Ajarkan latihan bernafas yang baik
  • Posisikan kepala pasien lebih rendah dari jantung 

4. Cemas b.d kurang pengetahuan, kurang menerima informasi 
Tujuan : Cemas hilang, pasien dapat menerima informasi
Intervensi :
  • Berikan penjelasan tentang penyakit dan setiap tindakan dan prosedur.
  • Berikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang kecemasan
  • Perbaikan hubungan antara perawat dan pasien
  • Diskusikan obat pernafasan efek samping dan reaksi yang diinginkan.

5. Gangguan harga diri b.d adanya holitosis
Tujuan : Mengembalikan kepercayaan diri pasien
Intervensi :
  • Anjurkan pasien untuk Dral hygiene, minimal 2x sehari.
  • Berikan dukungan pada pasien agar lebih percaya diri.
  • Libatkan keluarga dalam perawatan
  • Berikan obat kumur untuk mencegah perkembangan bakteri mulut.

6. Resti terhadap perubahan suhu tubuh b.d proses inflamasi
Tujuan        : Suhu tubuh kembali normal (370C)
Intervensi       :
  • Berikan kompres hangat 
  • Anjurkan banyak minum (2500 cc) terutama air hangat.
  • Pantau masukan dan keluaran.
  • Jelaskan pada pasien untuk menghidari minum beralkohol, kafein dan banyak makan selama cuaca panas
  • Kolaborasi pemberian anti piretik.

(Doenges, 1999 : 224) 

K. Implementasi 
Sesuai dengan intervensi

L. Evaluasi

Sumber : (C. Long, 1996 : 293).

0 Response to " PENGERTIAN SINUSITIS "

Post a Comment