JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

PENGERTIAN SINDROM NEFROTIK

PENGERTIAN SINDROM NEFROTIK



A. PENGERTIAN
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema protemiuri, hipoalbuminema dan hiperkolestronemia, kadang-kadang terdapat hematuria, hipertinsi dan penurunan fungsi ginjal.
(Ngastiah, 1997 : 304)
Sindrom nefrotik adalah penyakit yang terjadi tiba-tiba, terutama pada anak-anak. Biasanya berupa oliguria dengan urin berwarna gelap atau urin yang kental akibat proteinuria berat. Pada dewasa yang jelas terlihat adalah edema pada kaki dan genetalia. 
(Mansjoer, Arif, 1999 : 525)

B. ETIOLOGI 
Penyebab sindrom nefrotik pada anak-anak adalah :
a. Glumerulonefritis kelainan minimal (sebagian besar)
b. Glomerulonefritis fokal dan segmental.
c. Glomerulonefritis membra noproliferatif
d. Glomerulonefritis pascaitreokok.
Penyebab sindrom nefrotik pada dewasa adalah:
1. Glomerulonefritis primer (sebagian besar tidak diketahui sebabnya)
a. Glomerulonefritis membranusa
b. Glomerulonefritis kelainan nominal
c. Glomerulonefritis membranproliferatif
d. Glomerulonefritis pascatreptokok
2. Glomerulonefritis skunder
a. Lupus eritematosus sistemik
b. Obat (emas, penisilamin, kaptopril, anti inflamasi nonsteroid)
c. Neoplasma (kanker payudara, kolon, bronkus)
d. Penyakit sistemik yang mempengaruhi glomerulus (diabetes, amiloidosis)
(Mansjoer, Arif, 1999 : 526)

C. PATOFISIOLOGI
Terjadinya proteinuria akibat peningkatan permeabilitas membran glomerulus. Sebagaian besar protein dalam urian adalah albumin sehingga jika laju sintesis hepar dilampaui, meski telah berusaha ditingkatkan, terjadi hipoalbuminemia. Hal ini menyebabkan rerensi garam dan air.
(Mansjoer, Arif, 1999 : 526)

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama yang ditemukan adalah :
a. Proteinuria > 3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/ hari pada anak-anak
b. Hipoalbuminemia < 30 g/l
c. Edema generalisasi edema terutama jelas pada kaki, namun dapat ditemukan edema muka, asites dan efusi pleura.
d. Hiperlipidemia umumnya ditemukan hiperkolesterolemia
e. Hiperkoagulabilitas yang akan meningkatkan resiko trombosis vena dan arteri. 
(Mansjoer, Arif, 1999 : 526)

E. KOMPLIKASI
1. Infeksi sekunder terutama infeksi kulit yang disebabkan oleh streprococcus, bronkopnemonia dan tuberkulosis.
(Hassan, 2001 : 834)
1. Gagal ginjal akut
2. Trombosit
3. Malnutrisi
(Mansjoer, Arif, 1999 : 526)

F. PENATALAKSANAAN 
1. Istirahat sampai edema tinggal sedikit
2. Diet protein tinggi sebanyak 2-3 g/kg/bb dengan garam minimal bila edema masih berat. Bila edema berkurang dapat diberikan garam sedikit
3. Mencegah infeksi
Harus diperiksa kemungkinan anak juga menderita tuberkulosis
4. Diuretik
5. Kartikostroid
International cooperative study of kindey disease in children (ISKDC) mengajukan cara pengobatan sebagai berikut :
a. Selama 28 hati prednison diberikan peroral dengan dosis 60 mg/hari/ luas permukaan badan (1 bp) dengan maksimum 80 mg/hr.
b. Kemudian dilanjutkan dengan pretnison peroral 28 hari dengan dosis 40 mg/hari/1 bp. Setiap 3 hari dalam 1 minggu dengan dosis maksimum 60 mg/hari bila terdapat respon selama b, maka pengobatan ini dilanjutkan secara intermiten selama 4 minggu. Sekarang pengobatan dengan kortikosteroid tidak selalu seperti uraian pada a + b, tetapi melihat respons dari pasien apakah terjadi remisi/tidak dalam 4 minggu.
6. Anti biotik hanya diberikan bila ada infeksi 
7. Lain-lain, fungsi asites, fungsi indrotoraks dilakukan bila ada indikasi vital, jika ada gagal jantung diberikan digitalis.
(Hassan, 2000 : 835)

Sumber : (Ngastiah, 1997 : 304)

0 Response to " PENGERTIAN SINDROM NEFROTIK "

Post a Comment