PENGERTIAN GASTROENTERITIS
A. PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleransi terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin (Tucker, 1998 : 958).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feser encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 1997 : 143)
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi, 2001 : 83).
Dehidrasi sedang adalah berat badan menurun 6% - 9% dengan volume cairan yang hilang 50-90 ml/kg BB (Suriadi, 2001 : 85).
Gejala : Gelisah, rewel, mata cekung mulut dan lidah kering, rasa haus ingin minum banyak, turgor kembali lambat (Mansjoer, 2000 : 472).
B. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enternal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut :
a.1. Infeksi bakteri : Vibro, E. Coli, Salmonella, Shigella Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
a.2. Infeksi virus : enterovirus (Virus Echo, Coxsackie, Poliomyelitis) Adenovirus, Rotavirus, dan lain-lain.
a.3. Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Frichuris, Oxyuris, Strongyloider) : Protozoa (Entamoeba Histolicyca, Giardia Lamblia, Trichomonas Hominis), Jamur (Candida Albicans).
b. Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otitis media akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, esenfalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terhadap pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
3. Faktor Makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar) (Ngastiyah, 1997 : 144)
C. PATOFISIOLOGI
Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu faktor infeksi (bakteri, parasit, virus). Faktor malabsorpsi, faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan) dan faktor psikologis (rasa takut dan cemas). Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah gangguan osmotik, gangguan sekresi dan gangguan motilitas usus.
Gangguan osmotik terjadi akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Gangguan sekresi terjadi akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbulnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Gangguan motilitas usus mengakibatkan hiperperistaltik. Hiperperistaltik mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Jasad renik masuk dan berkembang biak di dalam usus halus. Pada anak yang terkena penyakit diare, anus dan sekitarnya lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya Laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat di absorpsi usus selama diare. Gejala muntah akan terjadi atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit (Rusepno, 2002 : 284).
D. MANIFESTASI KLINIK
Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare, tinja makin cair, mungkin mengandung darah atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu, anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolik terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun-ubun besar dan cekung. Tonus dan turgor kulit berkembang. Selaput bibir dan lendir kering (Mansjoer, 2000 : 470).
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dengan tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest bila diduga terdapat intoleransi gula.
c. Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang).
5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif terutama dilakukan pada penderita diare kronik (Rusepno, 2002 : 286).
F. TAHAPAN DEHIDRASI
Tahapan Dehidrasi dari Ashwill and Droske (1997)
1. Dehidrasi Ringan
Berat badan menurun 3% - 5% dengan volume cairan yang hilang kurang dari 50 ml / kg (Suryadi, 2001 : 85)
Gejala : Keadaan umum baik, sadar, normal, ada air mata, mulut dan lidah basah, tidak haus, turgor kulit kembali cepat (Mansjoer, 2000 : 472)
2. Dehidrasi Sedang
Berat badan menurun 6% - 9% dengan volume cairan yang hilang 50 – 90 ml/kg (Suriadi, 2001 : 85)
Gejala : Gelisah, rewel, mata cekung, mata air tidak ada, mulut dan lidah kering, haus, ingin minum banyak, turgor kulit kembali lambat (Manjoer, 2000 : 472)
3. Dehidrasi Berat
Berat badan menurun lebih dari 10% dengan volume cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kg (Suriadi, 2001 : 85)
Gejala : Lesu, lunglai, tidak sabar, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering, malas atau tidak bisa minum, turgor kulit kembali sangat lambat (Mansjoer, 2000 : 472).
Sumber : (Tucker, 1998 : 958).
0 Response to " PENGERTIAN GASTROENTERITIS "
Post a Comment