PENGERTIAN LEUKIMIA
A. Pengertian
Leukimia adalah proliferasi selleukosit yang abnormal, ganas dan sering disertai bentuk leukosit yang tidak normal, jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan anemia, tromositopenia dan diakhiri kematian. (Mansjoer : 561)
Leukimia adalah suatu penyakit neoplastik dan ditandai oleh proliferasi dari sel-sel hematopoitik. (Sylvia : 248)
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi : 175)
B. Etiologi
1. Leukimia Akut
a. Leukimia Granulositik Akut (LGA)
Disebabkan karena kurangnya / tidak adanya sel hematopitik normal.
b. Leukimia Limfositik (LLA)
Disebabkan karena adanya proliferasi limfoblas abnormal sumsum tulang dan tempat ekstra medular (kelenjar limfe dan limfa)
2. Leukimia Kronik
a. Leukimia Granulositik Kronik (LGK)
Disebabkan oleh kelainan mieoproiferatif disertai poliferasi garis diferensiasi sel, granulosit lebih dari 30.000/mm3, gangguan pematangan sel kelainan kromosom.
b. Leukimia Limfosik Kronik (LKK)
Disebabkan oleh proliferasi dan akumulasi limfosit matang kecil dalam sumsum tulang, darah perifer dan tempat ekstra megular yang mencapai 100.000/mm3 atau lebih.
Faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukimia yaitu :
1) Faktor genetik
Virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T Cell Leukimia-Lymphoma Virus/HTLV)
2) Radiasi
3) Obat-obat imunosupresif, obat-obat karsinogenik seperti diethyistillbetrol
4) Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.
5) Kelainan kromosom, misalnya pada down syndrome. (Suriadi : 177)
C. Tanda dan Gejala
1. Leukimia Akut
a. LGA
- Infeksi berat yang rekuren disertai timbulnya tukak pada membran mukosa, abses periektal, pneumonia.
- Septikemia disertai menggigil, demam, taki kardi dan takipneu
b. LLA
- Hepatospleno megali
- Limfa denopati 10 %
- Berat badan menurun
- Nyeri tulang dan sendi
- Malaise
- Demam ringan
2. Leukimia Kronik
a. LGK
- Splenomegali, pucat, gejala hipermetabolik, berat badan menurun
- Nyeri tekan pada tulang, diaforesis, anoreksia.
b.LKK
- Hepatosplenomegali
- Pneumonia
- Perubahan imunologik. (Sylvia : 250-254)
D.Patofisiologi
Leukimia merupakan bentuk penyakit neoplasma yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoetik. Ini dimulai dari adanya proliferasi sel pembuat darah yang bersifat sistematik sehingga mengakibatkan kerusakan pada sumsum tulang. Akibat sumsum tulang menghasilkan sel darah yang tidak normal.
Akhirnya sel darah normal terdesak pertumbuhannya sehingga terjadi leukimia. Leukimia ditandai oleh terkendalinya proliferasi dari leukosit yang Menyebar ke organ hematopoitik dan berlanjut ke organ yang lebih besar, pembelahan sel darah putih mengakibatkan menurunnya imuno competence dengan meningkatnya kemungkinan mendapat infeksi. (Sylvia : 248)
1. Normalnya tulang marrow di ganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel balst, produksi eritrosit dan platalet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositopenia
2. Sistem retikulo endotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi
3. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme depresi sumsum tulag yang akan berdampak pada penurunan leukosit, ertrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.
4. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hai, limfe dan nodus limfe dan nyeri persendian. (Suriadi : 175)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Leukimia Akut
a. LGA
- Pemeriksaan darah tepi
Terdapat lekosit yang imatur
Aspirasi sumsum tulang (B.M.P)
Hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda
- Pemeriksaan kromosom
b. LLA
- Pemeriksaan darah lengkap
- Hitung trombosit
- Pemeriksaan sumsum tulang
2. Leukimia kronik
a. LGK
- Pemeriksaan sumsum tulang
- Pemeriksaan kromosom
- Hitung trombosit
b. LLK
- Pemeriksaan sumsum tulang
- Pemeriksaan darah lengkap. (Sylvia : 250 – 254).
F. Penatalaksanaan
a. Leukimia Akut
1. Anti metabolik, misalnya merkaptopan yang menghambat pemakaian purin dan moletreksat yang menghambat pemakaian asam folat
2. Zat-zat alkilating yang secara kimia bergabung dengan kromosom dan merusak sel sewaktu pembelahan.
3. Kortiko steroid
4. Alkoloid tumbuh-tumbuhan
b. Leukimia kronik
1. Umum
a) Atasi anemia dengan transfusi darah bila perlu
b) Pengobatan paliatif
2. Radiasi
Terutama untuk limfa yang membesar, hati/infiltrat-infiltrat lokal pada limpa yang diberikan 600 R (150 – 100 R/hari)
3. Obat-obatan
a) Rusulfan 2 – 4 x 2 mh sehari
b) Malefalan / merkapto purin. (Junaidi : 700 –702)
Penatalaksanaan terapeutik
1. Pelaksanaan kemoterapi
2. Irradiasi kranial
3. Terdapat tiga fase pelaksanaan kemoterapi
a) Fase induksi
Dimulai 4 – 6 minggu setelah diagnosa ditegakkan pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vincristin, dan L-Asparaginase. Fase ini dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang/tidak ada dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 50 %.
b) Fase profilaksis sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan hydrocortison melalui intrathecal untuk mencegah invasi sel leukimia ke otak. Terapi radiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukimia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.
c) Fase konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukimia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon tulang terhadap pengobatan. (Suriadi : 178).
Sumber : (Mansjoer : 561)
0 Response to " PENGERTIAN LEUKIMIA "
Post a Comment