JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

PENGERTIAN DISRITMIA

PENGERTIAN DISRITMIA



A. PENGERTIAN
Disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang di sebabkan oleh konduksi elektrikal atau otomatis yang biasanya sebagian di pengaruhi oleh sisi asal (ventrikal atau supraventrikel) (Doenges, 2000 : 97).

B. ETIOLOGI
1. Obat-obatan
2. Gangguan keseimbangan elektrolit dan gas darah
3. Payah jantung kongestif
4. Kelainan jantung yang aritmogenik
5. Gangguan ventilasi, infeksi, anemia, hipotensi dan rejatan
6. Tirotoksikosis

C. TANDA DAN GEJALA
1. Pingsan
2. Demam
3. Pusing
4. Gelisah
5. Anoreksia
6. Perubahan berat badan
7. Hipotensi
8. Angina pektoris
9. Palpitasi
(Doenges, 2000, 97)

D. PATOFISIOLOGI
Gangguan irama jantung (disritmia) merupakan jenis komplikasi tersering pada infark miokardium, dengan denyut ventrikel terjadi pada hampir semua pasien dan terjadi denyut kompleks pada  bagian besar pasien. Disritmia terjadi akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi, yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel. Misalnya perangsangan simpatis akan meningkatkan depolansasi spontan sehingga meningkatkan kecepatan denyut jantung. Secara klinis, diagnosis disritmia berdasarkan pada interpretasi  hasil EKG.
Kelainan irama jantung dapat di golongkan sesuai mekanisme dasar berikut: keluaran otomatisitas, kelainan konduksi, atau kombinasi keduanya.
Frekuensi denyut jantung normal berkisar antara 60 sampai 100 denyut permenit (dpm). Kecepatan denyut di bawah 60 dpm di sebut biadikardi sedangkan takikardi adalah kecepatan denyut lebih dari 100 dpm. Kedua kelainan kecepatan denyut tersebut dapat mempengaruhi fungsi jantung. Frekuensi denyut jantung merupakan penentu utam curah jantung. Curah jantung (CO) sama dengan frekuensi denyut jantung (HR) di kali volume sekuneup (SV) sehingga pengurangan atau peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlebihan dapat mengurangi curah jantung. Takikardi mengurangi curah jantung dengan memperpendek waktu pengisian ventrikel dan volume sekuncup, sedangkan brodikardi mengurangi curah jantung dengan mengurangi frekuensi ejeksi ventrikel, curah jantung yang menurun menyebabkan berkurangnya tekanan arteri pada perfusi parifer. Lagi pula takikardi dpat memperberat iskemia dengan menimngkatkan kebutuhan oksigen miokardium dan mengurangi lama waktu diastolik yaitu masa saat aliran koroner paling besar sehingga dengan demikian mengurangi suplai O2 ke arteria koronaria (Price, 2005: 597).

E. KLASIFIKASI
Jenis-jenis disritmia yang perlu di kenal, terutama dalam hubungannya dengan kegawatan yaitu:
1. Takikardo sinus : di akibatkan oleh meningkatnya aktifitas nodus  sinus. Bisa sekunder seperti demam, ansiretas, latihan, hipovolemia, dan merupakan respon faali tubuh terhadap kebutuhan curah jantung yang lebih tinggi.
2. Bradikardia sinus : Akibat penurunan laju dipolansasi atrium setelah perlambatan nodus sinus. Distritmia ini bisa sekunder akibat penyakit nodus sinus.
3. Kompleks atrium prematur : Impuls listrik yng berasal diatrium tetapi diluar nodus sinus menyebabkan kompleks atrium premature timbulnya sebelum denyut sinus berikutnya.
4. Takikardia atrium.
5. Fibrilisasi Atrium : Atrium mengalami depolansasi secara spontan dengan cepat dan tidk beraturan (dengan kecepatan 300k kali/menit) menghantarkan impuls listrik terus menerus ke nodus AV. Konduksi ke ventrikal di batasi oleh sifat refrakter dari nodus AV (biasanya sampai 200 kali/ menit) dan terjadi tanpa di duga menyebabkan timbulnya respon ventrikal yang sangat ireguler.
6. Fluter Atrium : Repolarisasi atrium terjadi sangat cepat, akibat sirkuit re-entri makro yang bergerak berlawanan arah jarum jam mengelilingi atrium kanan. Depolarisasi atrium terjadi dengan kecepatan 300/menit. Konduksi keventrikel terbatas pada tiap depolarisasi kedua, ketiga keempat karena sifat refrakter dari nodus AV.

F. PENATALAKSANAAN
Therapi
1. Pengendalian denyut : menurunkan kecepatan ventrikal konduksi melalui nodus AV menggunkan digoksin biocker ß atau antagonis kanal kalsium tertentu. Fibrilasi atrium tidak menghilang sebagian besar pasien membutuhkan digoksin  (yang memperlambat respon ventikel terhadap AV saat istirahat namun tidak selama olahraga) dan Blocker ß (untuk memperlambat denyut ventrikel selama olahraga).
2. Pengembalian irama sinus : obat-obatan (amiodaron, frekainid atau iatalol) bisa mengubah AF menjadi irama sinus kembali dan atau mencegah episode AF lebih lanjut.
Pemeriksaan Penunjang
1. EKG   : Menunjukkan pola cidera iskemik dan gangguan konduksi menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Hotier : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (dirumah atau kerja) juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru jantung/efek obat anti disritmia. 

Sumber :  (Doenges, 2000 : 97).

0 Response to " PENGERTIAN DISRITMIA "

Post a Comment