JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

DEFINISI SCOLIOSIS

Definisi Scoliosis



1. Definisi
Scoliosis adalah penyimpangan tulang belakang koleteral dari garis tengah (Long, 1996 : 347).
Scoliosis adalah tulang belakang yang melengkung dan dapat termasuk rotasi (Price, 1995 : 1208).
Scoliosis adalah keadaan dimana tulang vertebra melengkung ke lateral (kurvatura lateral). (Hartono, 1999 : 395).
Scoliosis adalah suatu lengkungan atau kebengkongan yang menyamping pada tulang belakang ketika dilihat dari sudut pandang posteroan terior pada orang dewasa merupakan suatu lengkungan atau kebengkongan yang terdapat ditulang belakang yang telah matang. (Luckman, 1993 : 1908).

2. Etiologi
Scoliosis dapat disebabkan karena rachitis, kelainan neuromuskular, kelaian vertebral, kongenital dan idiopatik. Klasifikasi Skoliosis adalah sebagai berikut :
a. Kongenital : Ada sejak lahir
b. Didapat : Tidak ada sejak lahir, berkembang pada masa berikutnya.
c. Idiopatik : Jenis ini lebih umum biasanya berkembang pada remaja
d. Fungsional : Postural atau non structural, berkembang dari pengaruh postur yang temporer (sementara) mudah diperbaiki
e. Struktural : Perubahan pada structural tulang belakang karena sebab yang bervariasi
f. Paralytik : Berkembang menyertai penyakit neurologik seperti polimyelitis. (Long, 1996 : 347 – 349)
Kelainan bentuk skoliosis structural, yaitu tulang sudah terfiksasi, atau fungsional yaitu tulang belakang secara temporer rusak karena postur tubuh yang buruk/ kaki tak sama memanjang.
Scoliosis structural dapat berasal dari cacat turunan, seperti vertebrata berbentuk baji, iga/vertebrae menyatu atau vertebra. Parsial dapat mengakibatkan lumpuh terjadi beberapa bulan sesudah satu sisi otot tubuh lumpuh karena polio, paralysis serebral atau distrofi otot. Atau mungkin idiopatik (bentuk yang paling umum) yang dapat diperoleh melalui beberapa ciri genetik. Bentuk skoliosis ini tampak pada tulang belakang yang sebelumnya tumbuh lurus selama bertahun-tahun.
Skoliosis idiopatik melumpuhkan anak-anak (paling banyak menyerang bayi laki-laki beru lahir sampai usia 3 tahun), pada remaja (meyerang kedua jenis kelamin antara 4 sampai 10 tahun), atau pada orang dewasa (biasanya menyerang anak perempuan usia 10 tahun sampai usia subur). (B. Cooper : 2025).

3. Pathofisiologi
Skoliosis dapat terjadi hanya daerah tulang spinal/termasuk rongga tulang spinal. Lengkungan dapat terbentuk S atau C. derajat lengkungan penting untuk diketahui karena hal ini dapat menentukan jumlah tulang rusuk yang mengalami pergeseran pada tingkat rotasi lengkungan yang cukup bersar mungkin dapat menekan dan menimbulkan keterbatasan pada organ penting paru-paru dan jantung. Keseimbangan lengkungan juga penting karena ini mempengaruhi stabilitas dari tulag belakang dan pergerakan pinggul. Perubahan yang penting dalam keseimbangan dapat mepengaruhi gaya berjalan (Long, 1996 : 348)

4. Manifestasi Klinis
Pada bengkokan kurang dari 40 % tanpa gejala-gajala, secara umum tetap stabil dan tidak membutuhkan intervensi. Suatu perawatan progesif dibutuhkan pada bengkokan lebih dari 650, pada tulang belakang bagian dada (thorax) mungkin mengakibatkan sesak nafas dan kelelahan/gejala-gejala lainnya mungkin termasuk sakit punggung, bengkokkan tulang belakang yang progesif disertai dengan penurunan tinggi badan, kegagalan kardiopulmonari. Penilaian karakter, kesehatan, dan letak tertentu sakit punggung membantu menentukan apakah sakitnya disebabkan skoliosis atau tidak, sekit punggung yang berkaitan dengan skoliosis biasanya terletak pada puncak bengkokan, kecembungan atau kecekungan (Luckman, 1993 : 1909).
Adanya penyimpangan tulang belakang kolateral dari garis tengah (pada daerah tulang thorakal). Salah satu bahu lebih tinggi dari yang lainnya. Pergerakkan dada terbatas pada inspirasi dalam, dapat mengeluh nafas pendek/kesulitan dalam mengambil nafas dalam (Long, 1996 : 1209)
Pada sebuah contoh klasik dari keadaan skoliosis dengan dada kanan posterior yang menonjol disertai skapula kanan tampak lebih tinggi dan menonjol. Letak bajunya akan  terlihat buruk, dan panjang tungkai bawahnya jelas berbeda satu dengan lainnya. Dengan bertambahnya lengkung tulang belakang, maka akan terjadi rotasi pada Hg punggung tersebut, dan perubahan bentuk dada menjadi sangat menganggu. (Price, 1995 : 1209).

5. Diagnosis
Diagnosis didasarkan pada temuan-temuan radiografis terhadap suatu bengkokan yang lebih besar dari 10 derajat, digabung dengan perubahan structural pada tulang belakang, termasuk putaran/rotasi tulang belakang. Skoliosis fungsionil terjadi sebagai suatu akibat dari ketidaksesuaian kaki atau postur. (Lukman, 1993 : 1909)

6. Penatalaksanaan
Pengobatan ataupun terapi medis disesuaikan dengan beratnya kelainan bentuk dan pertumbuhan potensial tulang belakang. Agar lebih efektif, pengobatan harus dimulai secara dini sewaktu lengkungan masih ringan.
Berikut ini beberapa terapi medis :
a. Postural skoliosis dapat diperbaiki dengan :
1) Latihan postural
2) Latihan yang dikombinasikan dengan traksi (misalnya traksi kolrel)
b. Pada skoliosis dimana lengkungan fleksibel (kurang dari 40 derajat) dan pasien kooperatif, pemasangan brace yang dikombinasikan dengan latihan mungkin cukup untuk memperbaiki kelainan.
1) Brace milwoukee
2) Risser cast
3) Halo femoral atau traksi halo pelvis.
c. Pembedahan (meluruskan kembali vertebra dan menyatukannya). Bila mana lengkungan lebih dari 400 dan bracing tidak diperlukan biasanya diselesaikan dengan cara penanaman tulang dan pemakaian alat (instrumentasi)
1) Instrumentasi batang Hasington, batang dan pengait dipasang secara seri yang menekan bagian tulang posterior
2) Instrumentasi Dwyer kabel titanium dilewatkan melalui ujung skrap yang ditempatkan dibatang tulang vertebra.
3) Instrumentasi luque dua batang berbentuk L dan kawat sejajar dipasang melintang batang vertebral.
C. Fokus Pengkajian
1) Data subyektif
a. Pakaian tidak pas/menggantung
b. Pasien tiak dapat bernafas dengan leluasa atau nafas dalam
c. Pasien mengeluh kesulitan dalam pergerakan
d. Pasien dapat mempunyai perasaan negatif terhadap penampilannya.
2) Data obyektif
Hal yang penting adalah observasi dan palpasi.
Observasi cara berjaan postur dan kemapuan untuk bangkit dari kursi, membandingkan ketinggian bahu, lihat seberapa parah kebungkukan palpasi tulang belakang dilakukan dengan pasien tegak lurus dan membungkuk kedepan. Palpasi ekspansi dada dilakukan saat inspirasi dalam :
a. Tampak pembengkokan tulang belakang ketika pasien membungkukan punggung kedepan
b. Kelihatan pincang
c. Tampak membungkuk
D. Fokus Intervensi
1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gerakan sekunder akibat bidai, gangguan muskuloskeletal
a. Bantu pasien untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari semaksimal mungkin dengan menggunakan brace/gips.
b. Mulai aktivitas keluar dari tempat tidur dengan memakai brace atau gips sebatas anjuran ahli bedah.
c. Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh pengobata dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi.
d. Dorong pertisipasi pada aktivitas terapeutik/rekreasi. Pertahakan rangsang lingkungan ex : radio, TV, koran dll.
e. Bantu/dorong perawatan kebersihan diri.
f. Ubah posisi secara periodik.
2. Gangguan body image berhubungan dengan skoliosis kifosis
Intervensi :
a. Dorong pertanyaan tentang situasi saat ini dan harapan yang akan datang
b. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan mis : marah, berduka
c. Diskusikan tanda/gejala depresi dengan pasien/orang terdekat.
d. Berikan penguatan positif untuk peningkatan/perbaikan dan partisipasi program pengobatan
e. Perhatikan perilaku menarik diri, membicarakan diri tentang hal negatif penggunaan penyangkalan tentang keadaannya.
f. Diskusikan dan rujuk ke kelompok pendukung ex: konseling, psikiatrik.
3. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan gangguan muskulos keletal, perubahan bentuk rongga thorax. 
Intervensi :
a. Monitor visual sign
b. Evaluasi fungsi pernafasan, catat kecepatan pernafasan sesak, dispnea, terjadinya sianosis, berubah tanda vital.
c. Pertahankan posisi nyaman.
d. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan pernapasan lebih lambat/dalam.
4. Gangguan rasa nyaman : nyeri punggung berhubungan dengan Gangguan muskuloskeletal, kifosis, skoliosis
Intervensi :
a. Kaji pengalaman nyeri dengan menggunakan skala pengkajian yang tepat
b. Ajarkan tehnik relaksasi
c. Kolaborasi pemberian analgesik
d. Kaji keefektifan analgesik setelah 30 menit 

Sumber : (Long, 1996 : 347).

0 Response to " DEFINISI SCOLIOSIS "

Post a Comment