DEFINISI MALNUTRITION
A. Pengertian
Malnutrition (gizi salah) adalah tingkat kekurangan gizi karena kualitas makanannya tidak memadai (Hertog Nursayanto, 1992 : 91).
Malnutrisi energi protein adalah tidak edukatnya intake protein dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh (Suriadi, SKP, 2001 : 195).
Kurang gizi yaitu apabila tubuh kekurangan salah satu zat esensial yang dibutuhkan seperti vitamin dan mineral.
B. Etiologi
- Kekurangan kalori dan kekurangan protein.
- Tingkat kosumsi yang tidak mencukupi/tingkat konsumsi mencukupi namun mengalami gangguan pencernaan hingga zat gizi termakan terbuang.
C. Manifestasi Klinis
1. Kwashiorkor ditandai dengan.
Lethargi, edema, jaringan subkutan tipis dan lembut, kulit kering dan bersisik, alopecia, anorexia, gagal dalam tumbuh kembang dan tampak anemia (Suriadi, SKP, 2001 : 196).
2. Marasmic – Kwashiorkor
Merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor (Hertog Nursayanto, 1992 : 44).
3. Marasmus ditandai dengan.
Pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang serta otot-otot berkurang melemah (Al Matshier, Sunita, 1997 : 103)
Badan kurus kering tampak seperti orang tua, lethergi, kulit keriput, jaringan subkutan hilang, turgor kulit jelek, malaise, Apatis (Suriadi, SKP : 197).
D. Patofisiologi
Penyakit malnutrisi adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya protein baik dari segi kualitas maupun kuantitas, kekurangan protein dalam makanan akan mengakibatkan kekurangan asam amino esensial. Kurangnya asam amino esensial dalam serum akan menyebabkan berkurangnya produksi albumin oleh hati sehingga timbul edema. Edema yang terjadi karena hipopreteinemia yang mana cairan akan berpindah dari intra vaskuler kompartemen ke rongga interstisial yangekudian menyebabkan ascittes
Pada marascus yang paling menyolok adalah pertumbuhan yang kurang atau terhenti disertai atrofi otot dan menghilangnya lemak dibawah kulit. Dan untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan protein untuk mensintesis
Glukosa dan metabolit esensial amino untuk komponen homeostatik (Ngasiyah, 1997 : 183)
E. Komplikasi
Kekurangan gizi secara umum (Makan kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan pada proses :
1. Pertumbuhan
Anak-anak tidak tumbuh menurut potensial.
2. Produksi tenaga
Kekurangan energi berasal dari makanan menyebabkan seorang kekurangan tenaga untuk bekerja, bergerak dan melakukan aktivitas.
3. Pertahanan tubuh
Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, diare.
4. Struktur dan fungsi otak
Kekurangan gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental dengan demikian kemampuan berfikir.
5. Perilaku
Bagi anak-anak maupun orang dewasa yang kekurangan gizi menunjukkan perilaku tidak tenang. (Sunita,Almatsier, 2003 : 11)
Hampir setiap orang yang mengalami gizi kurang/gizi buruk disertai dengan defisiensi nutrien lain selain kalori dan protein
1. Kekurangan Vit. A menderita defisiensi vitamin A
2. Defisiensi Vit B 1 (tiamin) disebut atiaminosis
3. Defisiensi Vit B 2 / Ariblofavinosis
4. Defisiensi Vit B 6
5. Defisiensi Vit B 12
6. Defisiensi Asam folat akan menyebabkan anemia makrosifik
7. Defisiensi vitamin C
8. Defisiensi mineral seperti kalsium, fasfor, magnesium, besi dll
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas/Istirahat
1) Kelemahan
2) Gelisah
b. Sirkulasi
1) Kering/tidak berkeringat
c. Eliminasi
1) Perubahan warna urine dan feses
d. Makanan/cairan
Contoh : Amoreksia nervosa (keadaan dimana tubuh tidak dapat menerima makanan) (Hertog Narsanyoto, 1992 : 94).
2. Pemeriksaan Laboratorium
Albumin dan Hb (Suriadi, SKp, 2001 : 19)
G. Penatalaksanaan Diit pada Gizi Buruk
Prinsip pengobatan adalah makanan yang mengandung banyak protein bernilai tinggi, banyak cairan, cukup vitamin dan mineral, masing-masing dalam bentuk yang mudah dicerna dan diserap, karena toleransi akan makanan masih rendah pada permulaan maka makanan jangan diberikan sekaligus banyak, tetapi dinaikkan bertahap setiap hari diperlukan makanan yang mengandung protein 3-4 g/Kg BB/hari dan 160-175 kalori. Antibiotik diberikan jika terdapat infeksi penyakit penyerta (Ngastiyah, 1995 : 185).
1. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit
3. Penanganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotik (Suriadi, SKp, 2001 : 197)
4. Memenuhi kebutuhan gizi
Karena penyekit anoreksia sukar untuk diberikan makanan, maka terjadi gangguan saluran pencernaan akibatnya kurangnya enzim-enzim yang diperlukan untuk pencernaan makanan juga adanya atrofi
(Ngastiyah, 1997 : 186 – 188)
Tujuan pemberian diit adalah untuk memberikan makanan tinggi energi dan tinggi protein secara bertahap sesuai keadaan pasien untuk mencapai gizi optimal, maka ada beberapa syarat :
1. Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan berat badan dan umur serta keadaan klinis pasien.
2. Energi tinggi, diberikan bertahap dimulai dari 50 kkal/kg BB hingga 150-300 kkal/kg BB/hari.
3. Protein tinggi, diberikan bertahap dari 1 gr/kg BB hingga 3-5 gr/kg BB/hari
4. Banyak cairan diatur untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit terutama bila diare.
5. Vitamin dan mineral tinggi (vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, zat besi).
6. Mudah dicerna dan tidak merangsang.
7. Porsi kecil dan diberikan sering.
8. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien
(Rs. Dr. Cipto Mangunkusumo dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 1994 : 44).
Suplementasi zat gizi yang mungkin diberikan
1. Glukosa
Biasanya secara intravena diberikan bila terdapat tanda-tanda hipoglikemia
2. Kcl
Berupa MgSO4 50 %, diberikan secara intivia muskuler bila terdapat hipo magnesimia.
3. Vitamin A diberikan sebagai pencegah sebanyak 200.000 SI peroral atau 100.000 SI secara intra muskuler.
4. Vitamin B dan vitamin C diberikan secara suntikan atau per-oral
5. Zat besi (Fc) dan asam folat.
Diberikan bila terdapat anemia yang menyertai KEP berat.
(Rs. Dr. Cipto Mangun Kusumo dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 1994 : 467).
Sumber : (Hertog Nursayanto, 1992 : 91).
0 Response to " DEFINISI MALNUTRITION "
Post a Comment