JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

CIRI - CIRI TUMBUH KEMBANG ANAK

CIRI - CIRI TUMBUH KEMBANG ANAK 



A. Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar (dikutip dari Titi, 1993) : 
1. Kebutuhan fisik-biomedis (“Asuh”)
a. Pangan atau gizi merupakan kebutuhan terpenting.
b. Perawatan kesehatan atau imunisasi, pemberian Asi penimbangan teratur, pengobatan kalau sakit, dll.
c. Pangan atau pemukiman yang layak.
d. Higien perorangan, sanitasi lingkungan.
e. Sandang
f. Kesegaran jasmani, rekreasi, dll.
2. Kebutuhan emosi atau kasih sayang (“Asih”)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu atau pengganti dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupu piskososial. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak yang disebut “Sindron Deprirasi naternal”. Kasih sayang dari ortu (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat atau bonding dan kepercayaan dasar atau basic trast.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (“Asah”)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar atau pendidikan dan pelatihan pada anak. Stimulasi mental ini mengambangkan perkembangan mental psikosial : kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian moral-etika, produktivitas dsb.

B. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontiu sejak dari kosep, sampai maturitas ewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ.
3. Pola perkembangan anak adalah sama berjalan, tetapi umur saat anak belajar duduk/berjalan berbeda antara anak satu dengan yang lainnya.
Ex : Anak akan belajar duduk sebelum berjalan, tetapi umur saat anak belajar duduk/berjalan berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan erat hubungan dengan maturasi sistem susunan saraf.
Ex : Tidak ada latihan yang dapat menyebabkan anak dapat berjalan sampai sistem saraf siap untuk itu, tetapi adanya kesempatan praktik akan menghambat kemampuan ini.
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
Ex : bayi akan menggerakan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang menarik, tetapi pada anak yang lebih besar reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tersebut.
6. Arah perkembangan anak adalah sevalokaudal.
Langkah pertama sebelum berjalan adalah perkembangan menegakkan kepala.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai (Soetjiningsih, 1995 : 14 – 15)

C. Pertumbuhan Fisik (Usia 0 – 1 Tahun)
1. Bayi saat lahir
Saat bayi lahir bayi berukuran panjang 50-55 cm danmempunyai berat sekitar 2,8-4,5 Kg dengan berat rata-rata 3,5 Kg.
2. Susunan saraf
Telah dihitung bahwa neonatus telah memiliki semua sel sarafnya dengan merupakan berjumlahsekitar 10 pangkat bertambah ukurannya dan mengalami mielinisasi
Tonus dari otot-otot faskuler melampaui tonus otot-otot anti gravitasi dan karena itu postur istirahat dari monatus merupakan modifikasi dari sikap janin dengan fleksi generalisata.
a. Refleks oral
Refleks dari area maxillomadibulasis, refleks “menyelidiki” atau “mencari” merupakan respon terhadap rabaan perioralnya. Jika pipi bayi berkontak dengan mammae TBU atau bagian lain, maka bayi mencari susu. Jika mulut bayi disentuh dengan ringan bibir bawah menurun pada sisi yang sama dan lildah bergerak kedepan arah titik rangsangan. 
b. Refleks mata
Ditemukan sejumlah refleks mata misalnya, refleks berkedip dapat ditimbulkan dengan berbagai rangsangan seperti cahaya yang terang sentuhan nyeri/usapan pada alis mata.
c. Refleks moro
Refleks ini terdiri dari abduksi dan extensi lengan. Tangan membuka, tetapi jari-jari serangkali tetap melengkung. Refleks moro ditemukan pada bayi premetur, kecuali pada mereka yang sangat kecil. Respon moro merupakan refleks kestibular. Refleks ini hilang pada umur 3 atau 4 bulan.
d. Refleks terkejut
Refleks ini timbul dengan menimbulkan suara keras secara mendadak atau dengan menepuk stertum. Siku dalam keadaan fleksi dan tangan tetap tergenggam. Refleks ini hilang pada umur 4 bulan.
e. Refleks menggenggam
Jika tepak tangan dirangsang jari-jari akan fleksi dan menggenggam benda sekali refleks genggam dicapai jari-jari dapat ditarik dengan lembut ketas.
Refleks genggam sebagian besar dinilai dengan melihat intensitas, sebagian dengan melihat simetri dan sebagian dengan melihat persistensinya setelah berumur 4 bulan dimana seharusnya refleks ini telah hilang
f. Refleks tonus leher
Refleks ini dapat diobservasi ketika bayi pada berada dalam posisi terlentang dan tidak menangis. Bayi dapat terlihat terlentang dengan kepala berpaling pada satu sisi dengan lengan yang terbentang kesisi yang sama. Lutut kontralateral sering kali dalam keadaan fleksi. Refleks tonus leher asimetris dan simetris penting dalam menentukan postur dari neonatus. Refleks ini lebih nyata pada bayi spastik dan menetap lebih lama dibanding bayi normal. Fungsi lain dari refleks ini pada minggu-minggu awal adalah untuk mencegah bayi berguling dari keadaan teli\ungkup keterlentang dan sebaliknya.
g. Refleks berjalan dan penempatan
Reaksi penempatan ditimbulkan dengan meyadarkan aspek antorior dari tibia atau ulna pada tepi meja. Bayi mengakat tungkai keatas untuk menjejakkan kaki pada meja, atau mengangkat lengan untuk menempatkan tangan pada meja. Refleks ini terdapat pada bayi-bayi aterm dengan berat diatas 1800 gr. Juga bayi preterm denga berat diatas 1700 gr setelah 24 jam pertama. Pada bayi normal refleks berjalan hilang pada umur 5 atau 6 minggu. 
h. Refleks meluruskan
Keadaan ini memungkinkan bayi untuk bergulingd ari posisi telungkup keposisi terlentang dan sebaliknya. Refleks ini membantu untuk mempengaruhi tangan dan lutut dan duduk. Refleks ini menimbulkan kemampuan untuk mengembalikan posisi normal kepala dalam ruang serta untuk mempertahankan keterkaitan postur yang normal dari kepala, badan, dan anggota gerak selama aktivitas-aktivitas.
i. Refleks parasut
Refleks ini dapat timbul pada umur 6-9 bulan dan menetap seumur hidup dapat ditimbulkan dengan memegang bayi dalam suspensi ventral dan dengan tiba-tina menurunkan bayi kearah permukaan. Lengan akan membentang seakan-akan untuk melindungi dirinya dari jatuh. Pada bayi dengan cerebral palsy refleks ini tidak ada atau tidak lengkap sebagai akibat tonus fleksor yang kuat dalam psosisi ini.
j. Gerakan-gerakan
Dapat dideteksi adanya dua jenis gerakan, gerakan spontang dan gerakan yang dirangsang. Gerakan spontan termasuk tremor, twitching dan gerakan-gerakan mendadak tanpa rangsangan yang nyata. Refleks moro dan terkejut merupakan contoh dari gerakan-gerakan yang dirangsang (Sacharin, 1996 : 8-11)
3. Pertumbuhan tinggi badan
Pada tahun pertama setelah kelahiran, panjang badan bertambah dengan sekitar 50 %. Dari panjang pada saat lahir (Sacharin ,1996 : 13).
Atau dapat dihitung dengan rumus (satu tahun = 1,5 x TB Lahir) dengan tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm sehingga pada bayi umur 1 Th. Tingginya sekitar 75 cm (Soetjiningsih, 1995 : 21)
4. Pertumbuhan berat badan 
Pada bayi lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari kesepuluh. Berat badan menjadi 2x berat badan waktu lahir pada bayi berumur 5 bulan menjadi 3x berat badan lahir pada umur 1 th atau (Soetjiningsih, 1996 : 18).
Berat badan lebih bervariasi dibandingkan dengan panjang badan dan lebih tergantung pada lingkungan ibu dari pada faktor-faktor generik anak. Anak perempuan aterm rata-rata lebih ringan sekitar 14 gr dibandingkan dengan akan laki-laki yang aterm dan seorang anak kembar mempunyai berat badan sekitar 680 gr kurang dari bayi tunggal. Urutan anak dalam keluarga merupakan faktor berat lahir, anak-anak yang lahir kemudian cenderung agak lebih berat dari anak yang lahir pertama kali. Kecuali terdapat malnutrisi yang parah, berat badan janin tidak tergantung kepada diit ibu karena janin akan menarik nutrisi dari jaringan-jaringan ibu untuk memenuhi kebutuhannya. Pertambahan berat rata-rata seorang bayi selama 3 bulan pertama sekitar 200 gr perminggu, pada 3 bulan kedua 150 gr per minggu, pada akhir tahun pertama berat badan sekitar kelipatan 3 dari berat badan lahir (Sacharin, 1996 : 14)

D. Perkembangan Bayi (usia 0 sampai 1 tahun)
Dalamperkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan perangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan piskososial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan. Dibawah ini disajikan beberapa “Milestone” pokok yang harus kita ketahui dalam mengetahui taraf perkembangan seorang anak (“Milestone” perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu) misalnya : 
4 – 6 Mgg : Tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 Mgg kemudian
12 – 16 Mgg
- Menegakkan kepala, tengkurap sendiri
- Menoleh kearah suara
- Memegang benda yang ditaruh ditangannya
20 Mgg : Meraih benda yang didekatkan padanya 
26 Mgg
- Dapat memindahkan benda dari satu tangan dengan tangan lainnya
- Duduk dengan bantuan kedua tangan kedepan
- Makan biskuit sendiri
9 – 6 bulan :
- Menunjuk dengan jari telunjuk
- Memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk
- Merangkak 
- Bersuara DA….DA…..
13 bulan :
- Berjalan tanpa batuan
- Mengucapkan kata-kata tunggal (Soetjiningsih, 1996: 29-30)
Ketika bayi neonatus dalam keadaan suspensi ventral dengan tangan dibawah abdomen, hampir tidak dapat pengendalian kepala. Pada umur sekitar 6 minggu dia mampu untuk mempertahankan posisi ini dan pada umur 12 minggu dia dapat mempertahan kepalanya diluar bidang tubuh lainnya. Siku lengan sebagian besar dalam keadaan fleksi dan terdapat sedikit ekstensi dari sendi panggul dengan fleksi dari lutut.
Pada sekitar umur 2 sampai 3 bulan anggota gerak dapat lebih digerakkan dan gerakannya lebih lancar dan kontinu. Tangan tebuka lebih longgar. Ketika dalam posisi tengkurap dia dapat mengangkat dagunya. Pada minggu 8 sampai 12 dia menahan dagu dan bahunya diatas tempat tisur dengan tungkai sepenuhnya terbentang.
Antara umur 12 sampai 24 minggu dia mampu untuk mengakat kepala dibantal, berangsur-angsur menopang kepalanya. Ia harus mampu duduk dengan topangan guling pada tempat tidur kecil dan menggerakkan kepalanya dari sisi kesisi. Pada umur 6 bula ia dapat menarik lengannya saat diangkat. Ia juga mampu untuk berguling dan menendang dengan kuat menggunakan tungkainya secara berganti-ganti.
Antara 24 minggu dan 36 minggu ia harus mampu duduk sendiri dengan lama waktu yang semakin meningkat mulai dari 10 sampai 15 menit. Ia dapat menoleh dengan memalingkan tubuhnya dan akan berusaha untuk mengenggam mainan yang tergantung atau mungut suatu benda. Pada umur 24 minggu dia hampir menahan berat badannya sendiri, dan pada usia 36 minggu. Dia juga dapat menarik dirinya sendiri keposisi berdiri tetapi terdapat turun sendiri keposisi semula.
Dari umur 36 sampai 48 minggu kemajuannya berlanjut dan ia mampu untuk duduk dalam waktu yang lebih lama hingga pada umur 40 minggu ia tidak saja dapat menarik dirinya sendiri keatas untuk mencapai posisi duduk tetapi dapat duduk dengan baik untuk waktu yang panjang. Merangkak akan dicoba oleh beberapa anak pada umur 34 minggu tetapi pada umur 40 minggu ia harus mampu untuk merangkak setiap saat. Dia dapat berjalan sediri sambil memegang perabot rumah tangga atau orang dan beberapa anak mampu berdiri selama beberapa menit. Pada umurs ekitar 48 minggu dia dapat berjalan sambil memegang perabot rumah tangga ia juga dapat memberikan benda-benda seperti mainan pada orang lain. Beberapa anak akan mampu untuk mengangkat gelas, tahu cara penggunaannya dan minum dengan gelas. Mereka juga mampu untuk menaruh gelas tanpa menumpahkan sisinya (Sacharin, 1996 : 15-18).

Sumber : (Soetjiningsih, 1995 : 14 – 15)

1 Response to " CIRI - CIRI TUMBUH KEMBANG ANAK "