JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

DEFINISI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT



1. Konsep Teori
a. Definisi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Penyakit ini merupakan penyakit yang sering dijumpai pada anak balita, infeksi pada saluran pernapasan atas yang berupa pilek biasa sampai dengan adanya infeksi pada saluran nafas bawah, yaitu infeksi yang mengenai paru (Prasetyawati, 2011). Infeksi saluran pernapasan (ISPA) adalah infeksi pernapasan akut yang khusus pada radang paru (pneumonia) (Widoyono, 2008). Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan terutama pada anak. ISPA dibedakan menjadi 2 yaitu : ISPA bagian atas (rhinitis, faringitis, tonsillitis, sinusitis) dan ISPA bagian bawah (epiglotitis, bronchitis, pneumonia) (Hidayati dkk, 2011). Infeksi saluran pernapasan akut akan mengakibatkan komplikasi sebagai berikut : 1) Tonsillitis; 2) Otitis media; 3) Sindrom croup; 4) Bronkitis; 5) Pneumonia; 6) Asma. Anak-anak yang mengalami ISPA biasanya mengalami : 1) demam; 2) anoreksia; 3) muntah; 4) diare; 5) batuk; 6) sakit tenggorokan (Wong, 2008). 

b. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Dalam penatalaksanaan ISPA dapat dilakukan sebagai berikut :
1) berikan antipiretik untuk menghilangkan demam dan ketidak nyaman ringan;
2) berikan obat-obat pereda batuk;
3) berikan obat-obat golongan antibiotik untuk mematikan bakteri dan virus penyebab ISPA;
4) untuk anak yang menderita tuberculosis direkomendasikan untuk program pengobatan selama 6 bulan;
5) dapat melakukan pencegahan pajanan yang tidak perlu tehadap infeksi lain yang akan memperburuk pertahanan tubuh;
6) Memberikan nutrisi yang adekuat dan meningkatkan nafsu makan;
7) meningkatkan kenyaman lingkungan sekitar dan menghilangkan penyebab infeksi saluran pernapasan;
8) meningkatkan hidrasi;
9) meningkatkan istirahat tidur (wong, 2008). Anak yang memiliki gizi kurang akan lebih mudah terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dikarenakan anak tersebut biasanya mengalami penurunan nafsu makan dan dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Selain itu faktor lain yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan adalah status imunisasi, kepadatan tempat tinggal, kedaan ventilasi rumah, keadaan lingkungan sekitar dan orang tua yang merokok (Hastuty dkk, 2014). 

c. Pencegahan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
  • Menemukan penderita ISPA dan menjalankan program sebagai berikut : 1) Program gizi saat : mendata balita untuk menberikan vitamin A, memberikan tablet Fe (tablet zat besi) untuk ibu hamil, memberikan vitamin A pada balita, menanggulangi kekurangan kalori dan protein; 2) Program kesehatan ibu dan anak : mendata kesehatan anak, memberi pelayanan imunisasi pada ibu hamil; 3) Pemberantasan penyakit menular; 4) Memberikan program imunisasi; 5) Memberikan penyuluhan kesehatan.
  • Pemberian imunisasi lengkap (BCG, polio, DPT, hepatitis B, campak) 
  • Mencegah penyebaran infeksi dengan cara mencuci tangan dan pola hidup yang sehat (Widoyono, 2008).


2. Konsep Tumbuh kembang Anak Usia Sekolah
Pengertian Dan Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah Anak usia 6-12 tahun adalah anak yang sedang berada dijenjang pendidikan sekolah dasar dalam tumbuh kembang yang normal (Riyadi dkk, 2009). Anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun dengan kebutuhan gizi cukup dan proses tumbuh kembang tidak menyimpang (Thaha, 2015).
Tahap tumbuh kembang pada anak usia sekolah : 1) lebih menggunakan otot-otot kasar dari pada otot halus dan anak laki-laki lebih aktif dari anak perempuan; 2) mencari lingkungan yang lebih luas sehingga cenderung sering pergi keluar untuk bermain dengan teman-teman; 3) berat badan meningkat 2-3 kg pertahun dan tinggi badan meningkat 6-7 cm pertahun (Riyadi dkk, 2009). Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak usia sekolah adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), DBD, kurang gizi, diare, thipoid, cacingan (Purwandari dkk, 2013).

3. Konsep Family Center Nursing
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang tinggal bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran masing-masing dan merupakan bagian dari keluarga. Karakteristik keluarga meliputi :
1) terdiri atas dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi;
2) anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain;
3) anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial seperti peran suami, istri, anak, kakak dan adik;
4) mempunyai tujuan menciptakan dan memperhatikan budaya serta meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota keluarganya yang lain (Efendi, 2009). Keperawatan keluarga adalah memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dan anggota keluarga dalam keadaan sehat maupun sakit. Tujuan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga adalah membantu keluarga untuk meningkatkan fungsi dan kesejahteraan yang lebih tinggi (Friedman, 2010).
Beberapa hal yang mencakup dalam keperawatan keluarga :
1) Pemberian asuhan keperawatan keluarga;
2) Penggunaan proses keperawatan yang diterapkan pada keluarga;
3) Bekerja dengan keluarga saat sehat maupun sakit;
4) Bekerja dengan keluarga dalam berbagai kondisi dimanapun keluarga harus mendapatkan layanan kesehatan;
5) bekerjs dengan seluruh bentuk keluarga;
6) Menggunakan teori dan penelitian dari ilmu sosial keluarga, terapi keluarga, dan keperawatan;
7) menekankan pada orientasi kesehatan, sebuah perspektif yang holistik dan interaktif, serta pentingnya kekuatan keluarga (Friedman, 2010).
Perbedaan memberikan perawatan keluarga dengan memberikan perawatan individu :
1)  pengenalan dan pemaduan konsep-konsep keluarga;
2) aplikai dari sebuah perspektif yang luas, seperti yang teridentifikasi pada pendekatan perawat terhadap asuhan keperawatan, khususnya dengan mengkaji keluarga;
3) focus pada interaksi dan dinamika keluarga;
4) keterlibatan anggota keluarga dalam perawatan, terutama dalam area pengambilan keputusan dan pemberian asuhan keperawatan.
Proses keperawatan keluarga sebagai berikut :
1) pengkajian : dalam proses pengkajian keluarag ditandai dengan pengumpulan informasi dari keluarga;
2) diagnosa keperawatan : proses menyususn informasi bersama keluarga untuk merumuskan masalah dan menggali tindakan yang dapat dilakukan;
3) perencanaan : proses menyususun rencana perawatan dengan bekerjasama dengan keluarga dalam menetapkan intervensi hasil yang diharapkan dapat tercapai;
4) implementasi : proses melakukan tindakan keperawatan yang diperlukan dengan pengaplikasian dari rencana keperawatan;
5) evaluasi : tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan sejauh mana diagnosa keperawatan renvana tindakan dan penatalaksanaannya yang telah tercapai (Friedman, 2010).

Sumber : (Prasetyawati, 2011)

0 Response to " DEFINISI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) "

Post a Comment