JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

DEDINISI VENTILASI

Ventilasi 



1. Ventilasi
Ventilasi adalah cara mengontrol bahaya dengan pergantian/ pertukaran udara segar menggantikan udara kotor (Heru Subaris dan Haryono, 2008:55). Secara umum ventilasi terdiri dari dua macam yaitu ventilasi alamiah dan ventilasi buatan. Ventilasi alamiah yaitu dimana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, dan lubang-lubang pada dinding. Sedangkan ventilasi buatan adalah menggunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara misalnya kipas angin dan mesin penghisap udara.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit, kontruksi bangunan rumah sakit harus mempunyai ventilasi dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Ventilasi alamiah harus menjamin aliran udara di dalam kamar/ ruang dengan baik
b. Luas ventilasi alamiah minimum 15% dari luas lantai
c. Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian udara dengan baik, kamar atau ruang harus dilengkapi dengan ventilasi buatan/ mekanis
d. Penggunaan ventilasi buatan/ mekanis harus disesuaikan dengan peruntukan ruangan.

2. Kuman Udara
Udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi ini. Selain memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda-benda panas, dan dapat menjadi media penyebaran penyakit pada manusia (Budiman Chandra, 2006:75).
Udara merupakan campuran mekanis dari bermacam-macam gas. Komposisi normal udara terdiri atas gas nitrogen 78,1%, oksigen 20,93%, dan karbondioksida 0,03%, sementara selebihnya berupa gas argon, neon, kripton, xenon dan helium. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora dan sisa-sisa tumbuhan (Budiman Chandra, 2006:75).
Menurut Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Udara ambien adalah udara bebas di  permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya. Pengendalian pencemaran udara meliputi pengendalian dan usaha kegiatan sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak dan sumber tidak bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya pengendalian emisi dan sumber gangguan yang bertujuan untuk mencegah turunnya mutu udara ambien.
Pencemaran udara dapat dibedakan menjadi dua menurut sumbernya, yaitu pencemaran udara luar ruangan (outdoor) dan pencemaran udara dalam ruangan (indoor). Menurut Environmental Protection Agency of America (EPA) tentang peluang manusia terpapar polusi mengindikasikan bahwa derajat pencemaran udara dalam ruangan dua sampai lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan pencemaran udara luar ruangan (EPA, 2010).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan lingkungan di Rumah Sakit, persyaratan kualitas udara adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2
Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit
No Ruang atau Unit Konsentrasi Maksimum Mikroorganisme (CFU/m3)
1. Operasi                         10
2. Bersalin                         200
3. Pemulihan/ Perawatan 200-500
4. Observasi bayi        200
5. Perawatan bayi        200
6. Perawatan premature 200
7. ICU                                 200
8. Jenazah/ Autopsi         200-500
9. Penginderaan medis 200
10. Laboratorium                 200-500
11. Radiologi                 200-500
12. Sterilisasi                 200
13. Dapur                         200-500
14. Gawat darurat                 200
15. Administrasi, pertemuan 200-500
16. Ruang luka bakar          200

Udara merupakan salah satu media mikroorgsanisme menularkan penyakit. Beberapa bakteri yang sering ditemukan di udara antara lain :
1. Staphylococcus sp
Staphylococcus merupakan sel gram positif berbentuk bulat biasanya tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur seperti anggur. Beberapa merupakan anggota flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia, yang lain ada yang menyebabkan supurasi bahkan septikemia fatal. Staphylococcus yang patogen sering menghemolisis darah, mengkoagulasi plasma dan menghasilkan enzim ekstraseluler dan toksin. Ada tiga tipe staphylococcus yang berkaitan dengan medis, yaitu staphylococcus aureus, staphylococcus epidermidis dan staphylococcus saprophyticus (Jawetz dkk, 2005:317).
2. Streptococcus sp
Streptococcus merupakan bakteri gram-positif berbentuk bulat, yang mempunyai karakteristik membentuk pasangan atau rantai selama pertumbuhannya. Beberapa diantaranya merupakan anggota flora normal manusia, sedangkan yang lain berhubungan dengan penyakit infeksi bakteri tersebut dan sebagian menimbulkan sensitisasi akibat kuman tersebut(Jawetz dkk, 2005:327).
3. Escherichia coli
Escherichia Coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak dan travelers diarrhea, seperti juga kemampuan menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh di luar usus (Karsinah dkk, 1994:163).
4. Pseudomonas sp
Genus Pseudomonas terdiri dari sejumlah kuman batang negatif Gram yang tidak meragi korbohidrat, hidup aerob ditanah dan air.
Dalam habitat alam tersebar luas dan memegang peranan penting dalam pembusukan zat organik. Bergerak dengan flagela polar, satu atau lebih. Beberapa diantaranya adalah fakultatif khemolitotrof, dapat memakai H2 atau CO sebagai  karbon. Katalasa positif.
Pseudomonas tidak menyebabkan infeksi pada manusia, tetapi kuman ini penting karena bersifat oportunis patogen, dapat menyebabkan infeksi pada individu dengan ketahanan tubuh yang menurun (Karsinah dkk, 1994:177).
5. Clostridium sp
Clostridium adalah batang anaerobik, besar, gram positif yang bergerak. Banyak yang merusak protein atau membentuk toksin, dan beberapa melakukan keduanya (Jawetz dkk, 2005:291).
6. Bacillus sp
Genus bacillus termasuk batang besar, gram positif, aerob, yang membentuk rantai. Kebanyakan anggota genus ini adalah organisme saprofit yang lazim terdapat dalam tanah, air, udara dan tumbuh-tumbuhan. Bacillus cereus dapat tumbuh dalam makanan dan dapat menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan keracunan makanan. Bakteri patogen dalam genus ini adalah bacillus antrhacis penyebab antraks (Jawetz dkk, 2005:285).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Nurhalkim, Syamsuar Manyullei dan Makmur Selomo pada tahun 2015 tentang kualitas fisik udara dan kandungan mikrobiologi pada ruang tunggu Puskemas di Mamuju, ditemukan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus. Pada penelitian lain yang dilakukan Mustika Oktarini pada tahun 2013 tentang angka dan pola kuman pada dinding, lantai dan udara di Ruang ICU RSUD dr. Moewardi Surakarta, pada sampel udara ditemukan pola kuman Morexella lacunata, Staphylococcus sp, Bacillus sp, Klebsiella pneumoni, Pseudomonas aerogenes dan E. coli. 



Sumber : KepMenKes RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004

0 Response to " DEDINISI VENTILASI "

Post a Comment