JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

DEFINISI ANEMIA DALAM KEHAMILAN

 Definisi Anemia Dalam Kehamilan


  • Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr % pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr % pada trimester II. (Syaifuddin, 2001)
  • Anemia dalam kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat  besi. (Manuba, 1998)
  • Definisi anemia yang secara umum dapat diterima adalah turunnya kadar haemoglobin kurang dari 12,0 g / 100 ml darah pada wanita yang tidak hamil dan kurang dari 10,0 g / 100 ml darah pada wanita hamil. (Varney, 2002)

Insiden 
Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5 %. Sedangkan di Amerika hanya 6 %. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan predisposisi anemia defisiensi ibu hamil di Indonesia. Menurut WHO 40 % kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. (Mochtar, 1998)  

Etiologi
Penyebab anemia umumnya adalah :
  • Kurang gizi (mal nutrisi)
  • Kurang zat besi dalam diet
  • Mal absorbsi
  • Kehilangan darah yang banyak : persalinan yang lalu, haid, dan           lain-lain
  • Penyakit-penyakit kronik, seperti : TBC, paru, cacing usus dan malaria. (Mochtar, 1998)

Faktor Predisposisi
Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan predisposisi anemia defisiensi ibu hamil di Indonesia. (Manuaba, 1998)
Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang disebut hidremia atau hipervolumia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut :
  • Plasma darah bertambah + 30 %
  • Sel-sel darah bertambah + 18 %
  • Haemoglobin bertambah + 19 %

Karena pertambahan sel-sel darah tidak seimbang pertambahannya dengan plasma darah maka terjadi suatu pengenceran darah (hemodilusi) dengan terjadinya hemodilusi ini akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dengan kadar Hb 11 gr % sebagai batasnya. Namun oleh adanya faktor etiologi seperti kurang gizi (malnutrisi), kurangnya masukan zat besi dalam diet, malabsorbsi, kehilangan darah yang banyak sebelum hamil dan penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan terjadinya anemia pada kehamilan. (Winkjosastro, 1994)

Prognosis
Prognosis anemia defisiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak, persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi lain. Anemia berat yang tidak ditangani atau diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan post partum dan infeksi. (Winkjosastro, 1994)

Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia berdasarkan tingkatnya
Pembagian anemia berdasarkan tingkatannya dapat digolongkan sebagai berikut :
  • Hb 11 gr % tidak anemia
  • 9-10 gr % anemia ringan
  • 7-8 gr % anemia sedang
  • <7 gr % anemia berat  (Manuaba, 1998)

Klasifikasi anemia berdasarkan penyebabnya
Anemia Defisiensi Besi
Defisiensi besi merupakan penyebab terbanyak anemia di dunia pada wanita hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis.
Sebagai gambaran berapa banyak kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan, perhatikan sebagai berikut :
- Meningkatkan sel darah ibu 500 mgr Fe
- Terdapat dalam plasenta 300 mgr Fe
- Untuk darah janin 100 mgr Fe
   Jumlah 900 mgr Fe
Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. (Manuaba, 1998)

Anemia Megaloblastik 
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folik (pteroylglutamic acid),jarang sekali karena kekurangan vitamin 12 (Cyianocobalamin). Biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang kronik. (Mochtar, 1998)  

Anemia Hipoplastik
Anemia ini disebabkan oleh hipofungsi pada sumsum tulang membentuk sel-sel darah merah baru. (Mochtar, 1998)

Anemia Hemolitik
Anemia ini disebabkan oleh penghancuran / pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. (Mochtar,1998)

Tanda dan Gejala
Anemia Ringan
Pada wanita hamil dengan anemia ringan tanda dan gejala yang dapat dijumpai adalah lemah, mengantuk, pusing dan       lelah.
Anemia Sedang
Tanda anemia ini adalah lemah, mengantuk, pusing, lelah serta ditambah anoreksi, mual dan muntah juga conjungtiva yang  pucat.
Anemia Berat
Terdapat pada anemia ringan dan sedang ditambah kulit       pucat, mukosa, gusi dan kuku jari pucat, tachicardi dan marmus lambat. (Varney, 1997)
 Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan dan Janin

Pengaruh Anemia terhadap kehamilan
Bahaya selama kehamilan
  1. Dapat terjadi abortus
  2. Persalinan prematuritas
  3. Hambata tumbuh kembang janin dalam rahim
  4. Mudah terjadi infeksi
  5. Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %)
  6. Molahidatidosa
  7. Hiperemesis gravidarum
  8. Perdarahan antepartum
  9. Ketuban pecah dini (KPD)

 Bahaya saat persalinan
  • Gangguan his – kekuatan mengejan
  • Kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlambat
  • Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.
  • Kala uri dapat diikuti retensio placenta dan perdarahan sekunder dan atonia uteri

 Bahaya pada kala nifas.
  • Terjadi sub involusi uteri menimbulkan perdarahan post partum
  • Memudahkan infeksi puerperium
  • Pengeluaran ASI berkurang
  • Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
  • Anemia kala nifas
  • Mudah terjadi infeksi mammae


 Pengaruh Anemia terhadap janin
  • Abortus 
  • Persalinan prematuritas tinggi
  • Terjadi kematian intra uterin
  • Berat badan lahir rendah
  • Kelahiran dengan anemia
  • Dapat terjadi cacat bawaan
  • Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
  • Inteligensia rendah. (Manuaba, 1998)

Diagnosa Anemia Dalam Kehamilan 
Untuk menegakkan diagnosa Anemia dalam kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, selain itu juga ditunjang dengan pemeriksaan dan pengawasan Hb dengan menggunakan alat sahli. (Manuba,1998)

Penatalaksanaan 
Anemia ringan
Pemberian preparat Fe 60 mg / hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr % per bulan, kini progam nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 mg asam folat untuk profilaksis Anemia.
Anemia sedang
Pengobatan Anemia sedang dengan pemberian sulfas ferosus 600 mg / hari, asam folat 15 – 30 mg / hari, vitamin                B12 3 x 50 mg / hari, vitamin C 3 x 25 mg per hari, konseling gizi dan cek ulang Hb.
Anemia berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferrum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml / IM             pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu  2 gr % pemberian parenteral ini mempunyai indikasi intoleransi besi pada traktus gastro intestinal, Anemia yang berat dan kepatuhan yang buruk. (Winkjosastro, 1994)
Pencegahan Anemia dalam kehamilan
Di daerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfas ferrosus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari. Selain itu wanita dinasehatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang mengandung banyak mineral serta vitamin. (Winkjosastro, 1994)

Sumber : Syaifuddin, 2001

0 Response to " DEFINISI ANEMIA DALAM KEHAMILAN "

Post a Comment