JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

PENGERTIAN KANGKER

Pengertian Kanker



A. Pengertian 
Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan selular dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal. Saat ini ada lebih 120 perbedaan tipe pengetahuan tentang kanker. Karena kanker adalah penyakit selular, ini dapat timbul dari jaringan tubuh mana saja, dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel (E. Doenges, 2000 : 997).
Kanker lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan di lambung, biasanya adenokarsinoma, meskipun mungkin merupakan limfoma malignan (Ester, 2002 : 129).

B. Patogenesis 
Seperti pada umumnya tumor ganas ti tempat lain penyebab tumor ganas gaster juga belum diketahui secara pasti. Faktor yang mempermudah timbulnya tumor ganas gaster adalah perubahan mukosa yang abnormal antara lain seperti gastritis atrofik. Polip di gaster dan anemia pernisiosa. Disamping itu juga pengeruh keadaan lingkungan mungkin memegang peran penting terutama pada penyakit gaster seperti di negara Jepang, Chili, Irlandia, Australia, Rusia dan Skandinavia, ternyata pada orang Jepang yang telah lama meninggalkan Jepang, frekuensi tumor ganas gaster lebih rendah.
Dapat disimpulkan bahwa kebiasaan hidup mempunyai peran penting, makanan panas dapat merupakan faktor timbulnya tumor ganas gaster (Waspadji, 2001 : 150)

C. Patologi
Karsinoma gaster berasal dari pertumbuhan epitel pada membran mukosa gaster. Kebanyakan karsinoma gaster berkembang pada bagian bawah gaster, sedangkan pada atrofi gaster di dapatkan bagian atas gaster dan secara multi senter.
Karsinoma gaster terlihat beberapa bentuk :
1. Seperempatnya berasal dari propria yang berbentuk fungating yang tumbuh ke lumen sebagai massa.
2. Seperempatnya berbentuk tumor yang berulserasi 
3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.
4. Penyebarannya melalui dinding yang di cemari penyebaran pada permukaan (8%).
5. Berbentuk lesitisplastika (10 – 15%).
6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk diatas.
Prognosis yang baik berhubungan dengan bentuk polipid dan kemudian berbentuk ulserasi dan yang paling jelek ada bentuk scirrhous. Penyebaran karsinoma gaster sering ke hati dan kemudian melalui kelenjar di sekitar gaster, arteri hepatika dan celiac, pankreas dan hilus sekitar limpa dapat juga mengenai tulang, paru, otak dan bagian lain saluran cerna (Waspadji, 2001 : 150 – 151).

D. Patofisiologi 
Kanker lambung paling sering timbul dari lapisan mukus lambung. Mayoritas kanker ini terjadi pada lengkung lambung yang lebih kecil pada pilorus dan region antium. Kebanyakan karsinoma lambung terjadi pada bagian setengah bawah. Prognosis yang paling baik untuk kanker lambung yang mencakup lesi polipoid. Progosis buruk untuk kanker ulserasi dan paling buruk untuk bentuk infilitrasi.
Kanker lambung menyebar dengan cara berikut : 
1. Dengan ekstensi langsung ke dalam pankreas.
2. Melalui limfatik 
3. Melalui infilterasi hematogen pada hati, paru dan tulang.
Rute tertentu bergantung pada lokasi dan tipe tumor. Beberapa menembus ulserasi dan beberapa menyebar sepanjang jaringan (C. Long, 2002 130). 
E. Manifestasi Klinis
Keluhan utama tumor ganas gaster adalah berat badan menurun (82%), nyeri epigastrium (63%), muntah (41%), keluhan pencernaan (40%), anoreksia (28%), keluhan umum (25%), disfagia (18%), neusea (18%), kelemahan (17%), sendawa (10%), hematemosis (7%), regurgitasi (7%) dan lekas kenyang (5%).
Kanker gaster dini jarang mempunyai keluhan dan sulit untuk di deteksi gejala yang ditimbulkan oleh metastasis dapat berupa perut membesar (asites), ikterus obstruktif, nyeri tulang, gejala neurologi dan sesak nafas dan dapat pula berupa ileus obstruktif (Waspadji, 2001 : 151).

F. Pemeriksaan Penunjang 
1. Pemeriksaan Fisik 
Pemeriksaan fisik dapat membantu diagnosis berupa berat bagan menurun dan anemia. Di daerah epigastrium mungkin di temukan suatu masa dan jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hati yang iregular dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula teraba.
2. Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan berbagai posisi seperti terlentang, tengkurap, oblik yang disertai dengan kompresi.
3. Gastroskopi dan biopsi
Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya tumor ganas. Pada pemeriksaan okuda (1969) denga biopsi ditemukan 94% pasien dengan tumor ganas gaster sedangkan dengan sitologi lavase hanya 50%.
4. Pemeriksaan darah pada tinja
Pada tumor ganas gaster sering di optikan perdarahan dalam tinja. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.
5. Sitologi
Pemeriksaan papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung dengan hasil 80 – 90%. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsi (Waspadji, 2001 : 151 – 152).

G. Komplikasi 
1. Perforasi 
Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik
2. Hematomesis
Hematomesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga dapat menimbulkan anemia.
3. Obstruksi 
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang di sertai keluhan muntah-muntah.
4. Adhesi
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut (Waspadji, 2001 : 152).

H. Penatalaksanaan 
Tindakan yang paling tepat adalah pembedahan setelah sebelumnya ditetapkan apakah masih operabel atau tidak. Semakin dini dibuat diagnosis semakin baik beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah :
1. Pembedahan
Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah pembedahan masih di lakukan sebagai tindakan paliatif.
Reseksi kuratif akan berhasil bila tidak ada tanda metastasis ditempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi jaringan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfe secukupnya.
2. Kemoterapi 
Pada tumor ganas gaster dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinasi kemoterapi, diantara obat yang digunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitomisis C, hidrourea, apirubisin dan karmisetin dengan hasil 18% - 30%.
Kombinasi terapi telah memberikan hasil lebih baik sebesar 53%. Regimen FAM (5 FU, doksorubsin, mitomisin C), adalah kombinasi yang sering digunakan. Kombinasi lain yang digunakan adalah EAP (Etoposid, Doksorubisin, Sisplatin).
3. Radiasi
Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil (Waspadji, 2001 : 152).

I. Fokus Pengkajian 
1. Keluhan utama 
2. Riwayat perawatan 
3. Pola fungsi pemeriksaan fisik, meliputi :
a. Aktifitas/istirahat
1). Kelemahan 
2). Perubahan pola istirahat
b. Sirkulasi 
1). Perubahan pada tekanan darah
c. Integritas ego
1). Faktor stres
2). Kehilangan kontrol, depresi
d. Eliminasi 
1). Perubahan pola defekasi 
2). Perubahan eliminasi urinarius
e. Makanan/cairan
1). Kebiasaan diet buruk
2). Anoreksia, mual/muntah
3). Perubahan berat badan
f. Neurosensori
1). Pusing 
2). Sinkope 
g. Nyeri/kenyamanan
1). Nyeri gaster sesuai derajat yang bervariasi.
h. Pernafasan 
1). Merokok 
2). Pemajanan asbes
i. Keamanan 
1). Pemajanan pada kimia toksin, karsinogen

j. Sexualitas
1). Masalah seksual
k. Interaksi sosia
1). Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
2). Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran (E. Doenges, 1999: 997-998)
J. Fokus Intervensi 
1. Ansietas berhubungan dengan penyakit dan pengobatan yang direncanakan 
Intervensi :
a. Berikan relaksasi, suasana yang tidak mengancam sehingga pasien dapat mengekspresikan rasa takut, masalah dan kemungkinan marah.
b. Dorong keluarga dalam upaya untuk mendorong pasien, berikan jaminan dan dukung tindakan koping positif.
c. Anjurkan tentang adanya prosedur dan tindakan, anjurkan pasien mendiskusikan perasaan dengan individu pendukung, misalnya rohaniawan, bila diperlukan.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Intervensi :
a. Dorong pemberian makan sedikit dan sering dengan makanan yang tidak mengiritasi untuk menurunkan iritasi lambung.
b. Fasilitas perbaikan jaringan dengan menjamin suplemen makanan tinggi kalori dan vitamin A, C dan besi.
c. Berikan vitamin B12 parental secara pasti bila gastrektomi total dilakukan 
d. Pantau kecepatan dan frekuensi terapi intravena.
e. Catat masukan, haluaran dan berat badan setiap hari.
f. Kaji tanda dehidrasi (haus, membran, mukosa kering, turgor kulit buruk, takikardia).
g. Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium harian untuk memperhatikan adanya abnormalitas metabolik (natrium, kalium, glukosa, nitogen urea darah).
h. Berikan antiemetik sesuai ketentuan.
3. Nyeri yang berhungan dengan adanya sel-sel epitel abnormal
Intervensi :
a. Berikan analgesik sesuai ketentuan (infus narkotik kontinu).
b. Kaji frekuensi, intensitas dan durasi nyeri untuk menentukan keefektifan analgesik
c. Kerjasama denga pasien untuk membantu mengatasi nyeri. (misal : perubahan posisi, penurunan rangsang lingkungan, pembatasan kunjungan).
d. Anjurkan metode non- farmokologis untuk peredaan nyeri (misal : imajinasi, distraksi, tape relaksasi, gosokan panggung dan masase)
e. Dorong periode istirahat dan relaksasi.
4. Berduka yang diantispasi berhubungan dengan diagnosis kanker 
Intervensi :
a. Bantu pasien mengeskpresikan rasa takut dan masalah tentang diagnosis.
b. Beri pasien kebebasan untuk berduka, jawab pertanyaan pasien dengan jujur.
c. Dorong untuk berpartisipasi dalam keputusan pengobatan.
d. Dukung ketidakyakinan pasien dan waktu yang diperlukan untuk menerima diagnosis.
e. Berikan dukungan emosi dan libatkan anggota keluarga dan orang terdekat kapanpun mungkin, tenangkan bahwa respons emosional adalah normal.
f. Sadari perubahan alam perasaan dan mekanisme (menyangkal, rasionalisasi, displesmen, regresi)
g. Berikan pelayanan profesional sesuai kebutuhan (misal : rohaniawan, spesialis perawat klinis profesional, ahli psikologis, pekerjaan sosial dan ahli psikiatri). (Ester, 2001 : 132 – 133). 

K. Implementasi 
Pelaksanaan dari intervensi.

Sumber : (E. Doenges, 2000 : 997).

0 Response to " PENGERTIAN KANGKER "

Post a Comment