JOSINDONESIA

JOSINDONESIA

DEFINISI TETANUS

DEFINISI TETANUS



A. Pengertian 
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium tetani. (Waspadji, 1996, 474)
Tetanus adalah penyakit toksemia akut yang disebabkan Clostridium tetani. (Mansjoer, 2000, 429)

B. Etiologi 
- Clostridium tetani yang hidup aerob,
Berbentuk spora, tersebar ditanah, mengeluarkan eksotoksin. (Mansjoer, 2000)
Kuman C. tetani tersebar luas ditanah, terutama tanah garapan, dan dijumpai pada tinja manusia dan hewan, perawatan luka yang tidak baik, di samping penggunaan sarung suntik yang tidak steril (misalnya pada pecandu narkotika). (Waspadji, 1996 : 474)

C. Tanda dan Gejala 
Lokal : Nyeri, kaku dan spasme dari daerah yang terluka.
Umum : Trismus, kekakuan otot maseter, kekakuan otot-otot wajah (risus sardonicus), kaku kuduk, epistonus, perut papan, kejang tonik umum, kejang rangsang (terhadap visual, suara dan taktik), kejang spontan, retensio urin. (Masjoer, 2000: 429)
Masa tunas tetanus berkisar antara 2-21 hari. Timbulnya gejala klinis biasanya mendadak, didahului oleh ketegangan otot terutama pada rahang dan leher, kemudian kesukaran mulut (trinmus) karena spasme otot messeter. Kejang otot ini akan berlanjut kekuduk (epistotonus).
Gambaran umum yang khas pada tetanus adalah berupa badan kaku dengan epistotonus, tungkai dalam ekstensi, lengan kaku dengan tangan mengepal.
Serangan timbul teroksimal dapat dicetuskan oleh rangsangan suara, cahaya, maupun sentuhan, karena kontraksi yang sangat dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urin bahkan terjadi fraktur collumm vertebralis (pada anak) biasanya dijumpai demam yang ringan dan biasanya pada stadium akhir. (Waspadji, 1996 : 475)

D. Patofisiologi 
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium tetani, bermanifestasi sebagai kejang otot paroksimal, diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu adapada otot massefer dan otot-otot rangka. Berbagai keadaan dibawah dapat menyebabkan keadaan dibawah ini dapat menyebabkan keadaan aerob yang disukai untuk tumbuhnya kuman tetanus yaitu: (a) Luka dalam misalnya luka tusuk karena paku, kaku pecahan kaca atau kalengt pisau dan benda tajam lainnya ; (b) Luka karena tabrakan, kecelakaan kerja atau karena perang; (c) Luka-luka ringan seperti luka gores, pesi pada mata, telinga atau tonsil, gigitan serangga juga merupakan tempat masuk kuman penyebab tetanus. Tonsil pada tetanus bersifat antigen, sangat mudah diikat jaringan saraf  dan bila dalam keadaan terikat tidak dapat lagi dinetralkan dengan anti toksin spesifik. Perubahan morfologi amat minim dan tidak spesifik. Jaringan luka biasanya hanya menhampakkan reaksi radang non spesifik, dan terdiri atas pembengkakan sel-sel ganglionmotorik yang berhubungan dengan pembengkakan dan lisis inti sel. (Waspadji, 1996 : 475)

E. Komplikasi 
- Spasme otot faring 
- Pnemonia aspirasi 
- Asfiksia 
- Atelektasis 
- Fraktur kompresi (Mansjoer, 2000 : 429)

F. Penatalaksanaan 
a. Umum 
- Merawat dan membersihkan luka sebaik-sebaiknya.
- Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung kemampuan membuka mulut dan manelan bila ada trimus, makanan dapat diberikan personde atau parental
- Isolasi untuk menghindari rangsangan luar seperti suara, dan tindakan terhadap pasien.
- Oksigen pernafasan buatan dan tiakeotomi bila perlu
- Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

b. Obat-obatan
- Anti Toksin 
Tetanun Imun Globulin (TIG) lebih dianjurkan pemakainnya diandingkan dengan Anti Tetanus Serum (ATS) dari hewan. 
Dosis  inisial TIG yang dianjurkan ialah 5000U intramuskular yang dilanjutkan dengan dosis harian 500-6000U. bila pemberian TIG tidak memungkinkan ATS dapat diberikan dengan dosis 5000U intra muskuler dan 5000 U intravaskuler pemberian baru dilaksanakan setelah dipastikan tidak ada reaksi hipersensitivitas.
- Anti kejang
- Diazepam
- Meprobamut
- Klorprobamat
- Penobarbitul (1m)
- Antibiotik 
Pemberian penisilin protein 1,2 juta unit/hari atau tetrasiklin 1gr/hr secara IV, dapat memusnahkan C. Tetani tetapi tidak mempengaruhi proses neurologisaya. (Waspadji, 1996 : 975 – 476)
1. Pencegahan 
a) Bersihkan post dentree (luka, caries, otitis) dengan larutan H2O3 3%.
b) Anti tetanus serum (ATS) 1.500U lm
c) Anti tetanus serum (ATS) dengan memperhatikan status imunisasi
d) Penisilin Prokoun (PD) 2-3 hari 50.000 U/Kg BB/hari.
2. Pengobatan 
a) ATS 50.000 U/hari selama 2 hari berturut-turut hari I diberikan dalam infus glukosa 5% 100ml, hari II diberikan 1 m lakukan uji kulit atau mata sebelum pemberian.
b) Fenobarbital, dosis inisial 50 mg (umur < 1 tahun) dan 75 mg (umur > 1 tahun), dilanjutkan dosis 5 mg/kg BB/hari dibagi dalam 6 dosis.
c) Diazepam, dosis 4 mg/kg BB/hari dibagi dalam 6 dosis.
d) Largalitil, dosis 4 mg/kg BB/hari dibagi dalam 6 dosis
e) Kloralhidiat 5% (bila kejang suka diatasi, perpektal, dosis 50 mg/Kg BB/hari dibagi dalam 3-4 dosis.
f) PP 50.000 U/Kg BB/hari Im, sampai 3 hari demam turun, satu tempat suntikan tidak lebih dari 600.000 lt.
g) Diet tinggi kalori tinggi protein, bila tonus makan (air diberikan melalui pipa nasogastrik atau parentenal.
h) Isolasi 
i) Oksigen 2 l/m
j) Bersihkan port dientree dengan larutan H2O2 3% 
k) Tokoid Tetanus (TT) diberikan sesuai status imunisasi (Mansjoer, 2000 : 429)

Sumber : (Waspadji, 1996, 474).

0 Response to " DEFINISI TETANUS "

Post a Comment