Definisi Dengue Hoemorragic Fever
A. Pengertian
Penyakit Dengue Hoemorragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropodborn) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegypti).
Demam berdarah Dengeu adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam, menifestasi perdarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian. (Mansjoer, 2000 : 419)
Demam berdarah Dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. (Hendarwanto, 1996 : 417)
B. Etiologi
Penyebab dari Dengue Hoemorragic Fever (DHF) adalah virus Dengue yang tergolong dalam family/suku/Group flaviviride dan dikenal 4 serotipe 1, 2, 3, dan 4. Virus Dengue berbentuk batang, bersifat termolabil, sensitive terhadap inaktivasi oleh dietileter dan natrium dioksilat, stabil pada suhu 700C. (Syafoellah, 1998 : 417)
Penyebab Dengue Hoemorragic Fever (DHF) adalah virus serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vector nyamuk Aedes Aegypti. (Mansjoer, 2000 : 419).
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang muncul pada kasus Dengue Hoemorragic Fever (DHF) cukup bervariasi dari amat ringan. (Silent Dengue Infection) hingga yang sedang seperti Dengue Fever sampai Dengue Hoemorragic Fever dengan manifestasi demam akut, perdarahan serta kecenderungan terjadinya renjatan yang dapat berakibat arbovirus pada umumnya menimbulkan manifestasi sebagai berikut :
1. Demam
Di dahului dengan demam yang tinggi / panas yang mendadak berlangsung 2 – 7 hari kemudian turun secara tepat.
2. Manifestasi perdarahan
Bentuk dari perdarahan dapat berupa :
a. Uji tourniguet (rumple leede) positif
b. Adanya ptekie, purpura, ekimosis
c. Epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis
Manifestasi diatas tidak harus semuanya muncul, uji tourniquet positif merupakan manifestasi perdarahan yang paling ringan.
3. Hepatomegali
Derajat pembesaran hepar tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Nyeri kadang ditemukan pada anak yang semula pada hepar tidak teraba, hal ini mungkin berhubungan dengan masa perkembangan penyakit sehingga hepar membesar. Keadaan ini menunjukkan kearah DSS (Dengue Syock Syindrom)
4. Syock
Penderita Dengue Hoemorragic Fever (DHF) memperlihatkan kegagalan sirkulasi, dimulai dengan kulit lembab dan dingin-dingin pada ujung-ujung jari, sianosis disekitar mulut dan akhirnya timbul nadi yang lemah, cepat dan dalam sampai dengan nadi yang tidak teraba.
5. Trombositopenia
Penurunan kadar trombosit darah dibawah 100.000/ul. Hal ini biasanya ditemukan pada hari ke 3 dan 7.
6. Hemokosentrasi
Meningkatnya nilai hematokrit (Ht) merupakan indikator yang peka terhadap terjadinya syock. Pemeriksaan hematokrit lebih dari 20%
7. Gejala klinis lain yang menyertai seperti anorexia mual, muntah, sakit perut, diare/konstipasi.
Derajat beratnya penyakit sesuai dengan patokan WHO tahun 1997 Dengue Hoemorragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
1) Derajat I
Demam dengan uji bendung positif (rumple leede positif)
2) Derajat II
Derajat I disertai dengan perdarahan spontan dikulit/perdarahan lain
3) Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (Kurang 20 mmHg)/Hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab dan pasien menjadi gelisah.
4) Derajat IV
Syock berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur. (Mansjoer. 2000 : 421)
D. Patofisiologi
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk keadaan tubuh penderita adalah veremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam dan bintik-bintik merah pada kulit (ptekie), hipertemi tenggorokkan dan hal lain yang muncul mungkin terjadi pembesaran limpa (Spenemegali), demam yang muncul secara akut, dengan panas tinggi dan berlangsung terus menerus selama 2 – 7 hari.
Kemudian perdarahan dalam berbagai bentuk, mulai dari test torniquet positif atau petechiae, purpura, ecchymosis, epitaxis (mimisen), perdarahan pada gusi, hematemis dan atau melena.
Pembesaran hepar positif pada 90% kasus anak-anak dan pada 60% dari kasus dewasa, tetapi hanya pada ± 20 – 30% dari kasus di Indonesia.
Meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamion, serotonim, dan aktivitas kalikrein yang berakibat ekstravasasi cairan ekstravaskuler. Hal ini berakibat kurangnya volum plasma, terjadi hipotensi hemakosentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai saat permulaan demam dan mencapai puncaknya pada saat renjatan pada pasien dengan renjatan berat volum plasma dapat menurun. Keadaan hipovolemik sebagai akibat kehilangan plasma yang apabila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan anoksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian pada sebagian penderita.
Syock ditunjukkan dengan denyut nadi cepat dan lemah diikuti penurunan tekanan denyut nadi (20 mmHg/kurang) / di tandai dengan hipotensi kulit yang dingin, kasar dan bersisik serta penderita yang gelisah.
E. Penatalaksanaan
Setiap pasien tersangka DF/DHF sebaiknya dirawat ditempat terpisah dengan pasien penyakit lainnya, seyogyanya pada kamar yang bebas nyamuk (berkelambu)
1. Tirah baring
2. Makanan lunak
Bila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk banyak minum 1,5 – 2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula/sirup) / air tawar ditambah garam saja.
3. Medikomentosa yang bersifat simtamatis untuk hipereksia dapat diberikan kompres es kepala, ketiak dan inguinal (lipat paha). Antiseptik sebaiknya dari golongan Asetaminofen, ekuin/dipiran. Hindari Asetosol karena bahaya perdarahan.
4. Antibiotik diberikan bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder
5. Pencegahan
a. Pemberantasan Insektisida
- Malathion untuk membunuh nyamuk dewasa (adultisida)
- Temephos (Abate) untuk membunuh jentik (Larvasida)
b. Tanpa insektisida
- Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 (satu) x seminggu (perkembangan telur ke nyamuk lamanya 7 – 10 hari)
- Menutup tempat penampungan air serapat-rapatnya
- Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas, botol-botol pecah, dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.
Sumber : (Syafoellah, 1998 : 417)
0 Response to " DEFINISI DENGUE HOEMORRAGIC FEVER "
Post a Comment